digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Maria Renata Ulina Sinaga
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 1 Maria Renata Ulina Sinaga
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 2 Maria Renata Ulina Sinaga
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 3 Maria Renata Ulina Sinaga
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 4 Maria Renata Ulina Sinaga
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 5 Maria Renata Ulina Sinaga
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

PUSTAKA Maria Renata Ulina Sinaga
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

LAMPIRAN Maria Renata Ulina Sinaga
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

Berjalan kaki merupakan salah satu cara bertransportasi yang dapat dipilih masyarakat. Berjalan kaki juga merupakan salah satu upaya untuk dapat mewujudkan kota yang berkelanjutan. Kenyamanan dan keselamatan pejalan kaki menjadi kewajiban pemerintah untuk diakomodasi melalui penyediaan fasilitas pejalan kaki yang memadai. Namun, aktivitas berjalan kaki yang memiliki banyak manfaat ini belum didukung sepenuhnya oleh fasilitas pejalan kaki yang layak di beberapa tempat. Terdapat berbagai upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dan pemangku kepentingan lain untuk menyediakan fasilitas pejalan kaki yang layak. Akan tetapi, perencanaan dan penataan jalur pejalan kaki selama ini hanya dilakukan dengan menggunakan prinsip perencanaan yang umum dan tidak mempertimbangkan karakteristik dan fungsi kawasan, serta karakteristik pejalan kaki yang beraktivitas di kawasan tersebut. Kawasan wisata kuliner merupakan salah satu kawasan dengan aktivitas pejalan kaki yang intens, dengan motif berjalan kaki sebagai rekreasi dan karakteristik pengunjung berkelompok. Karakteristik pengunjung tersebut perlu diakomodasi dengan fasilitas pejalan kaki yang sesuai. Maka dari itu, penelitian ini bermaksud untuk memberi rekomendasi penataan fasilitas pejalan kaki di kawasan wisata kuliner guna menciptakan kawasan wisata kuliner yang ramah pejalan kaki, terutama di koridor kuliner Jalan Sabang. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian eksploratif, yaitu dengan mengeksplorasi kondisi aktual dan kebutuhan terhadap fasilitas pejalan kaki yang layak, serta karakteristik dan kebutuhan pengunjung kawasan wisata kuliner untuk menjadi dasar dalam perumusan rekomendasi penataan ini. Menurut tinjauan pustaka dan tinjauan alat ukur keramahan pejalan kaki yang telah dilakukan, terdapat enam kriteria keramahan pejalan kaki di kawasan wisata kuliner, yaitu keselamatan, keamanan, kenyamanan, estetika, konektivitas, dan integrasi antarmoda. Berdasarkan hasil kuesioner, sebagian besar pejalan kaki yang berkunjung ke Jalan Sabang untuk menikmati kuliner merupakan pegawai swasta berusia 18-25 tahun. Pengunjung sebagian besar berkunjung dengan teman berjumlah 2-5 orang. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan terdapat beberapa komponen yang perlu diatur untuk penataan koridor kuliner Jalan Sabang, yaitu perbaikan fasilitas penyeberangan dan kebijakan untuk pengendara kendaraan bermotor untuk peningkatan aspek keselamatan; penyediaan penerangan khusus pada jalur pejalan kaki, penerangan pada ruang antarbangunan, serta penyediaan fasilitas keamanan untuk peningkatan aspek keamanan; serta perbaikan fisik pada badan trotoar, penyediaan street furniture, serta perbaikan pada fasilitas pejalan kaki berkebutuhan khusus untuk peningkatan aspek kenyamanan.