digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

BAB 1 Fajriana Nur Malahayati Sukma
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 2 Fajriana Nur Malahayati Sukma
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 3 Fajriana Nur Malahayati Sukma
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 4 Fajriana Nur Malahayati Sukma
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 5 Fajriana Nur Malahayati Sukma
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

PUSTAKA Fajriana Nur Malahayati Sukma
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

ABSTRAK Fajriana Nur Malahayati Sukma
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

LAMPIRAN Fajriana Nur Malahayati Sukma
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang berkontribusi pada peningkatan perubahan iklim dan juga sektor yang rentan terhadap dampak perubahan iklim. Untuk mengatasi hal ini terdapat prinsip Climate-Smart Agriculture atau Pertanian Cerdas Iklim, prinsip ini dipakai dalam salah satu program pemerintah yaitu SIMURP. Kondisi perubahan iklim merupakan permasalahan yang harus diselesaikan bersama. Dengan begitu, aktor pertanian seperti petani, Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), Dinas Pertanian Kabupaten Subang serta Pemerintah Desa Ciberes pada pelaksanaan program ini memiliki peran penting dalam penerapan CSA di program SIMURP. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kapasitas aktor pertanian dalam penerapan CSA pada program SIMURP dengan studi kasus di Desa Ciberes, Kecamatan Patokbeusi, Kabupaten Subang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada petani dan wawancara pada perwakilan BPP, Dinas Pertanian, dan Pemerintah Desa Ciberes. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif, analisis konten serta analisis SWOT. Identifikasi kapasitas aktor berdasarkan persepsi, kapasitas modal manusia, serta modal sosial yang dimiliki aktor pertanian. Hasil studi menemukan bahwa setiap aktor memiliki persepsi positif terhadap kesadaran perubahan iklim dan penerapan CSA. Ditemukan beberapa kapasitas aktor yang masih belum optimal berkaitan dengan peran pemerintah Desa serta budaya pertanian konvensional. Dengan itu, disusun strategi yang dapat diupayakan oleh setiap aktor untuk mendukung peningkatan kapasitas dalam penerapan CSA di Desa Ciberes contohnya dilihat dari kapasitas modal manusia seperti penguatan wawasan mengenai CSA dan peran setiap aktor pertanian. Sementara strategi kapasitas modal sosial dapat didukung dari penyelarasan kebijakan pusat-daerah, penguatan jaringan dan kolaborasi antar aktor.