ABSTRAK Jihan Kamila
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Litopenaeus vannamei atau dikenal sebagai udang putih merupakan salah satu komoditas utama akuakultur di Indonesia. Indonesia menargetkan produksi udang putih meningkat pada tahun 2024 hingga mencapai 250% dengan target produksi 1,3 juta ton per tahun (KKP, 2020). Namun, teknik budidaya udang di Indonesia masih didominasi dengan sistem budidaya konvensional dengan manajemen kualitas air dan efektifitas pemanfaatan pakan yang rendah, yang mengakibatkan kerentanan akan wabah penyakit dan gagal panen. Sistem budidaya udang vanname pada salinitas rendah dengan penerapan sistem akuakultur Recirculating Aquaculture System (RAS) serta suplementasi pakan sinbiotik dapat dijadikan salah satu strategi peningkatan kualitas dan produktivitas budidaya udang putih yang berkelanjutan. Penggunaan pakan sinbiotik diharapkan dapat mendukung aktivitas fungsional komunitas mikroba usus udang dalam meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan udang. Analisis profil fisiologis komunitas mikroba usus udang dapat dilakukan untuk mengevaluasi diversitas komunitas mikroba fungsional, salah satunya menggunakan metode Biolog™ EcoPlate. Penelitian ini bertujuan menentukan pengaruh aplikasi sistem RAS dengan suplementasi pakan sinbiotik pada perlakuan salinitas berbeda 5, 20, dan 30 ppt terhadap kinerja pertumbuhan dan profil fisiologis komunitas mikroba usus udang. Penelitian dimulai dengan komponen mikroba H. alkaliphila dan bakteri nitrifikasi (BioPure®), kemudian dilakukan pengondisian bakteri nitrifikasi ke dalam biofilter pada komponen RAS. Selanjutnya, dilakukan suplementasi sinbiotik pada pakan komersial menggunakan bubuk probiotik H. alkaliphila, prebiotik rumput laut merah Kappaphycus alvarezii, dan mikroalga Spirulina sp. Parameter kualitas air selama periode kultur dijaga pada rentang toleransi udang putih. Setelah 74 hari periode kultur, rata- rata pertumbuhan harian, berat udang, dan total biomassa pada perlakuan 20 ppt lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan 5 dan 30 ppt. Analisis profil fisiologis komunitas mikroba usus udang dilakukan setelah 74 hari periode kultur. Hasil Principal Component Analysis menunjukkan setiap perlakuan terklusterisasi dengan baik dan perlakuan salinitas air 5 ppt terdistribusi jauh pada axis horizontal dengan perlakuan salinitas air 20 dan 30 ppt. Berdasarkan nilai PC1 dan PC2 dengan nilai ? 0,8, terdapat beberapa substrat yang berpengaruh dalam persebaran data diantaranya adalah substrat karbohidrat yaitu ?-D-Lactose, D-L-?-Glycerol phosphate, D-Cellobiose, asam karboksilat dan ketonat yaitu -Hydroxybutyric acid, ?-Ketobutyric acid, serta asam amino yaitu L-Arginine. Perlakuan salinitas air 5 ppt berkorelasi positif terhadap penggunaan substrat karbohidrat yaitu D-Cellobiose, asam karboksilat dan ketonat yaitu ?-Hydroxybutyric acid, dan asam amino yaitu L-Arginine. PadaKata kunci: Litopenaeus vannamei, Profil fisiologis komunitas mikroba, Salinitas, Sinbi
perlakuan salinitas air 20 ppt berkorelasi positif terhadap penggunaan karbohidrat yaitu D,L- ?-Glycerol phosphate, dan asam karboksilat dan ketonat yaitu ?-Ketobutyric acid. Sementara itu, perlakuan salinitas air 30 ppt berkorelasi positif terhadap penggunaan substrat karbohidrat yaitu ?-D-Lactose. Hasil analisis mengindikasikan bahwa salinitas mempengaruhi profil fungsional komunitas mikroba usus udang. Secara umum dapat disimpulkan bahwa penggunaan pakan sinbiotik pada sistem RAS dengan salinitas air 20 ppt merupakan sistem budidaya paling optimal dengan peningkatan aktivitas fisiologis penggunaan karbohidrat (D,L- ?-Glycerol phosphate) dan asam karboksilat dan ketonat (?-Ketobutyric acid) yang diketahui berperan dalam berbagai proses biologis dan sintesis organik sehingga dapat mendukung peningkatan pertumbuhan udang.