COVER Mujibatur Rahmi
PUBLIC sarnya BAB_1 Mujibatur Rahmi
PUBLIC sarnya BAB_2 Mujibatur Rahmi
PUBLIC sarnya BAB_3 Mujibatur Rahmi
PUBLIC sarnya BAB_4 Mujibatur Rahmi
PUBLIC sarnya BAB_5 Mujibatur Rahmi
PUBLIC sarnya BAB_6 Mujibatur Rahmi
PUBLIC sarnya
2023_TS_PP_MUJIBATUR_RAHMI_1_DAFUS.pdf
EMBARGO  2026-07-17 
EMBARGO  2026-07-17 
2023_TS_PP_MUJIBATUR_RAHMI_LAMPIRAN.pdf
PUBLIC sarnya
Isu mobilitas dipandang sebagai salah satu solusi dalam permasalahan perkotaan. Mobilitas memberikan pemahaman yang cukup komprehensif terkait pola, ritme, variasi, dan konfigurasi pergerakan yang beragam pada praktik pergerakan di kehidupan sehari-hari. Penelitian ini mencoba mensintesiskan konsep mobilitas yang dilandasakan pada kuriositas penulis melihat mobilitas sebagai konsep yang mampu merincikan berbagai kompleksitas pergerakan di ruang mobilitas. Fokus dari penelitian ini yaitu untuk memeriksa praktik bergerak berdasarkan kerangka kerja ‘Staging Mobility’ dan ‘Motility’ pada Skywalk Cihampelas sebagai lokus penelitian. ‘Staging Mobility’ ini berfokus pada mobilitas spasial, sementara ‘Motility’ lebih berorientasi pada mobilitas sosial. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkonfirmasi dan menguji konsep ‘Staging’ dan ‘Motility’ sehingga dapat memberikan wawasan kebaruan baik kontribusi secara teoritis maupun praktis.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan Skywalk Cihampelas sebagai studi kasusnya. Pertimbangan pemilihan Skywalk Cihampelas dikarenakan desain ini memiliki berbagai macam fenomena praktis dan cukup relevan untuk sintesis konsep mobilitas yang beriorientasi spasial. Data diperoleh dari observasi di lapangan untuk melacak dan memetakan berbagai praktik mobile situation di Skywalk Cihampelas. Selain itu, data tambahan juga didapatkan dari hasil wawancara, dokumentasi, dan studi literatur. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa konsep ‘staging mobilities’ itu conflicting, adanya unsuspected actor, dan adanya pola ‘staging’ yang berubah pada kasus Skywalk Cihampelas. Sehingga, isu-isu tersebut menunjukkan adanya keterbatasan konsep ‘staging mobilities’ dalam menjawab pertanyaan bagaimana cara menentukan dan mengidentifikasi aktor-aktor yang relevan dalam ‘staging’?. Oleh karena itu, konsep ‘motility’ yang lebih tajam membahas tentang agensi dapat memperkaya pemahaman teoritis. Dengan 3 elemen pembentuk motilitas yaitu access, competence, dan appropriation, motilitas dapat memberikan jawaban yang komprehensif terkait siapa saja aktor yang relevan dalam ‘staging’ itu sendiri. Sehingga dari pendalaman diskusi, didapatkan bahwa sangat dibutuhkan keterlibatan ketiga aspek ‘motility’ dalam perencanaan ‘staging mobilities’ agar menghasilkan mobilitas yang tinggi dan bermakna (meaningful).