ABSTRAK Dinda Pratiwi
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 1 Dinda Pratiwi
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 2 Dinda Pratiwi
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 3 Dinda Pratiwi
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 4 Dinda Pratiwi
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 5 Dinda Pratiwi
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
PUSTAKA Dinda Pratiwi
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
LAMPIRAN Dinda Pratiwi
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Abrasi di kawasan pesisir terjadi sebagai akibat dari naiknya permukaan air laut
yang disebabkan oleh adanya peristiwa perubahan iklim. Kawasan Pantai
Pondok Bali yang berada di Kabupaten Subang termasuk salah satu kawasan
yang mengalami bahaya abrasi dan kenaikan muka air laut cukup parah. Abrasi
dan kenaikan muka air laut tersebut diperparah dengan adanya kerusakan hutan
mangrove sebagai salah satu peranan penting dalam ekosistem pesisir. Bencana
kawasan pesisir yang terjadi berdampak secara langsung pada lingkungan,
infrastruktur, dan ekonomi masyarakat setempat, sehingga diperlukannya strategi
penanganan abrasi dan kenaikan muka air laut untuk mengembalikan ekosistem
mangrove. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis strategi restorasi
mangrove terhadap bahaya abrasi dan kenaikan muka air laut di Kawasan Pantai
Pondok Bali, Kabupaten Subang yang terdiri dari: (1) analisis bencana kawasan
pesisir yang terdiri dari analisis perhitungan perubahan garis pantai
menggunakan DSAS, penyebab dan dampak dari abrasi dan kenaikan muka air
laut, (2) analisis kondisi ekosistem mangrove yang terdiri dari analisis perubahan
luasan lahan dan kerapatan mangrove menggunakan metode NDVI dan analisis
ekosistem mangrove, (3) identifikasi strategi penanganan abrasi dan kenaikan
muka air laut pada kawasan mangrove. Berdasarkan hasil analisis, strategi
restorasi mangrove telah dilaksanakan secara bertahap dan membutuhkan
konsistensi dalam melaksanakan strategi tersebut sebagai upaya dalam mengatasi
kemunduran garis pantai yang mencapai 2361,75 meter di Desa Legonwetan dan
1704,92 meter di Desa Mayangan dari tahun 1992 2022. Selain itu, ekosistem
mangrove yang memiliki peranan penting dalam menjaga ekosistem pesisir yaitu
sebagai pelindung pantai mengalami degradasi luasan mencapai 160,87 Ha di
Desa Mayangan dan 63 Ha di Desa Legonwetan. Strategi yang sedang dilakukan
oleh berbagai stakeholder yaitu berupa strategi struktural yang terdiri dari
pembuatan Alat Pemecah Ombak (APO) sebagai penahan ombak yang sekaligus
dapat menangkap sedimen untuk mencegah abrasi dan kenaikan muka air laut
lebih parah serta dilakukannya penanaman kembali hutan mangrove pada
kawasan yang mangrove yang telah hilang.