ABSTRAK Kiki Dianti
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 1 Kiki Dianti
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 2 Kiki Dianti
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 3 Kiki Dianti
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 4 Kiki Dianti
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 5 Kiki Dianti
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
PUSTAKA Kiki Dianti
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
LAMPIRAN Kiki Dianti
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Banjir yang terjadi di Kota Cirebon disebabkan oleh berbagai faktor, seperti
kapasitas drainase yang berkurang akibat adanya endapan maupun sampah yang
dibuang masyarakat serta pengaliran yang lebih lambat karena sebagian besar
wilayah Kota Cirebon berada pada dataran rendah. Penggunaan infrastruktur
yang masih konvensional dan belum memperhatikan lingkungan juga
memperparah limpasan yang terjadi karena bangunan infrastruktur yang
mengalami penurunan fungsi. Oleh sebab itu, penelitian ini mencoba
mengidentifikasi potensi infrastruktur hijau dalam mitigasi banjir di Kota Cirebon.
Penelitian ini mengumpulkan data sekunder dari berbagai instansi terkait dalam
melakukan analisis spasial dan analisis SCS-CN untuk mengetahui potensi lokasi
infrastruktur hijau, pengurangan limpasan permukaan, dan biaya
pengembangannya dalam pengendalian banjir. Berdasarkan hasil analisis
didapatkan bahwa jenis infrastruktur hijau yang berpotensi untuk dikembangkan
di Kota Cirebon yaitu bioretention, infiltration basin, infiltration trench, dan dry
pond dengan total luasan sebesar 258,28 hektar atau 6,54% dari total luas wilayah.
Dari total potensi luas wilayah tersebut dapat mengurangi limpasan permukaan
sampai 4,06%. Untuk biaya pengeluaran infrastruktur hijau berupa biaya
konstruksi, pembebasan lahan, operasional, dan pemeliharaan selama 20 tahun
mencapai 263,8 milyar rupiah. Sedangkan untuk total benefit berdasarkan
kerugian akibat banjir diperoleh 304,4 milyar rupiah. Net present value
menunjukkan harga positif sebesar 40,6 milyar rupiah. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa infrastruktur hijau berupa bioretention, infiltration basin,
infiltration trench, dan dry pond berpotensi untuk dikembangkan di Kota Cirebon
namun belum cukup efisien dalam menurunkan limpasan permukaan dengan besar
biaya yang diperlukan untuk pembangunan.