ABSTRAK Deas Triana Habibur Riza
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 1 Deas Triana Habibur Riza
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 2 Deas Triana Habibur Riza
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 3 Deas Triana Habibur Riza
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 4 Deas Triana Habibur Riza
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 5 Deas Triana Habibur Riza
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
PUSTAKA Deas Triana Habibur Riza
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
LAMPIRAN Deas Triana Habibur Riza
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Kabupaten Pangandaran merupakan salah satu Kabupaten di pesisir selatan
Jawa Barat dengan potensi pantai yang tersebar sepanjang 91 km. Hal ini
didukung dengan tujuan pembangunan daerah untuk mengembangkan pariwisata
kelas dunia. Salah satu pantai yang menjadi kawasan strategis dalam
pembangunan di Kabupaten Pangandaran adalah Pantai Pangandaran. Pantai
Pangandaran juga dijadikan sebagai objek penilaian pariwisata berkelanjutan
oleh GSTC. Namun, dalam upaya pencapaiannya tidak ditemukan konsep
pembangunan untuk wisata pantai tersebut. Sedangkan pembangunan yang
berkelanjutan membutuhkan pengintegrasian antara aspek lingkungan,
sosial-ekonomi dan pengelolaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
potensi pengembangan Recreational Waterfront di Kawasan Pesisir Pantai
Pangandaran dengan harapan dapat menunjang pencapaian tujuan
pembangunan daerah. Studi ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif. Data yang digunakan diperoleh melalui observasi partisipatif,
in-depth wawancara dan dilengkapi dengan data-data sekunder. Analisis yang
dilakukan terhadap data-data yang didapat adalah dengan analisis isi, analisis
deskriptif kualitatif, analisis spasial, analisis stakeholder serta profile matching.
Hasil analisis yang dilakukan menunjukan bahwa kondisi sosial memiliki kondisi
yang paling sesuai pada seluruh indikatornya, sedangkan aspek kondisi fisik
memiliki beberapa hal yan perlu diperhatikan secara khusus seperti risiko
bencana yang ada di Pantai Pangandaran, ketersediaan saluran limbah, dan
ketersediaan signage atau penandaan. Adapun kebijakan yang ada belum
sepenuhnya mendukung pencapaian karena belum diatur pada tingkatan teknis
yang lebih mendetail, begitupun pada pengelolaan, kerja sama dan partisipasi
publik yang masih belum optimal dan masih menemukan berbagai kendala.
Penilaian kesesuaian akhir menunjukan kondisi Pantai Pangandaran memiliki
kesesuaian pada nilai 3,73 dari skala 5 yang menunjukan kondisi yang ada sudah
cukup sesuai, sehingga pengembangan Recreational Waterfront dapat dilakukan
melalui tipe pembangunan Redevelopment atau pembangunan kembali.