Vitamin C dalam bidang kosmetik memiliki banyak manfaat diantaranya sebagai
agen mencerahkan, anti-aging dan mencegah spot hitam pada kulit wajah. Akan
tetapi sediaan vitamin C mudah teroksidasi dan mengalami perubahan warna
sehingga perlu ditambahkan penstabil yang mampu menjaga kestabilan vitamin C
selama pemakaian dan penyimpanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh hydroxyethyl acrylate/sodium acryloyldimethyl taurate copolymer
(EMT-10) dan natrium metabisulfit terhadap karakteristik emulgel vitamin C
serta menentukan formula emulgel yang optimum melalui pendekatan metode
Simplex Lattice Design. Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa variabel
konsentrasi EMT-10 dan natrium metabisulfit memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap viskositas (p<0,05), pengujian pemerian bau (p<0,05),
pengujian konsistensi (p<0,05) dan kestabilan formula (p<0,05). Untuk variabel
konsentrasi EMT-10 dan natrium metabisulfit tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap nilai pH (p>0,05). Formulasi optimum yang dihasilkan adalah komposisi
2,305 % EMT-10 dan 0,194% natrium metabisulfit dengan respon pH 4,13,
viskositas 22.547 cP, kestabilan warna produk dengan penilaian 2, uji pemerian
bau dengan penilaian 2,29, dan uji konsistensi dengan penilaian 3,21. Hasil
pengujian pH, viskositas, konsistensi dan kestabilan warna produk memenuhi
rentang kebeterimaan. Dilakukan perbaikan pemerian bau produk dengan
menambahkan parfum citrus untuk meningkatkan penilaian kesukaan produk
emulgel vitamin C. Berdasarkan hasil penilaian panelis yang dianalisa statistik
diperoleh hasil adanya perbedaan yang signifikan antara formula 22/48 yang
menggunakan parfum citrus dan 22/47 yang tidak menggunakan parfum citrus (p
<0,05). Nilai rerata yang diperoleh pada formula 22/48 lebih tinggi dan sesuai
dengan target dibandingkan dengan formula 22/47 sehingga dapat disimpulkan
formula 22/48 telah memenuhi syarat keberterimaan pemerian bau produk.