ABSTRAK Fatmawati Sari
PUBLIC Yoninur Almira BAB 1 Fatmawati Sari
PUBLIC Yoninur Almira BAB 2 Fatmawati Sari
PUBLIC Yoninur Almira BAB 3 Fatmawati Sari
PUBLIC Yoninur Almira BAB 4 Fatmawati Sari
PUBLIC Yoninur Almira BAB 5 Fatmawati Sari
PUBLIC Yoninur Almira BAB 6 Fatmawati Sari
PUBLIC Yoninur Almira PUSTAKA Fatmawati Sari
PUBLIC Yoninur Almira LAMPIRAN Fatmawati Sari
PUBLIC 
Provinsi Maluku memiliki program 12 gugus pulau untuk meningkatkan
konektivitasnya. Saat ini tersedia 13 bandar udara untuk menunjang konektivitas
udara, 5 diantaranya melayani penerbangan komersil. Jumlah tersebut sangat kecil
dibandingkan dengan 7 Provinsi BKSDK lainnya, dibutuhkan peningkatan
pelayanan agar membuka keterisolasian daerah. Maskapai Low Cost Carrier (LCC)
dinilai sesuai dengan konteks permasalahan, LCC memiliki karakteristik
keuntungan sesuai dengan kondisi Indonesia yang memiliki banyak bandar udara
kecil dan perekonomian sebagai negara berkembang. Pengoperasian LCC tidak
lepas dari bisnis maskapai yang memiliki standar dalam memilih lokasi
pengoperasiannya. Topik penelitian seleksi pemilihan bandar udara merupakan hal
yang sudah banyak dilakukan, gap penelitian adalah belum adanya penelitian pada
bandar udara kecil dengan kondisi geografis kepulauan dan berdasarkan perspektif
stakeholder. Penelitian bertujuan untuk mengetahui prioritas faktor seleksi
pemilihan bandara di Bandar udara kecil Kepulauan Maluku oleh maskapai LCC
berdasarkan perspektif stakeholder. Penelitian menggunakan metode Fuzzy
Analytical Hierarchy Process (FAHP) guna meminimalkan jawaban bersifat
subyektif. Responden merupakan stakeholder yang terkait langsung dengan
kegiatan penerbangan LCC di Kepulauan Maluku. Menggunakan 5 faktor utama
yakni umum, terkait bandara, catchment area, pariwisata, dan biaya. Faktor
prioritas ialah faktor biaya 32%, diikuti faktor terkait bandara 23%, faktor
catchment area 18%, faktor pariwisata 14%, dan faktor umum 13%. Secara global
tingkatan prioritas utama faktor ialah faktor skema insentif 15% dan biaya bahan
bakar 13% sesuai dengan konteks LCC yang melakukan penghematan pada biaya
operasionalnya. Hasil prioritas diharapkan dapat membantu meningkatkan dan
mempertahankan kegiatan penerbangan LCC di Kepulauan Maluku.