Abstrak Iwan Abdurrahman 22007010.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Cover Iwan Abdurrahman 22007010.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Bab 1 Iwan Abdurrahman 22007010.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Bab 2 Iwan Abdurrahman 22007010.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Bab 3 Iwan Abdurrahman 22007010.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Bab 4 Iwan Abdurrahman 22007010.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Bab 5 Iwan Abdurrahman 22007010.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Daftar Pustaka Iwan Abdurrahman 22007010.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Lampiran Iwan Abdurrahman 22007010.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi
Cekungan Bintuni merupakan bagian dari Kepala Burung, Papua Barat.
Pemanfaatan data bawah permukaan berupa data seismik 2D dan data sumur
digunakan untuk menafsirkan geometri cekungan dan struktur pengontrol
cekungan. Mekanisme pembentukan Cekungan Bintuni dianalisis berdasarkan
penafsiran penampang seismik 2D, peta struktur waktu, peta isokron dan
rekonstruksi penampang (palinspatik).
Cekungan Bintuni dibatasi oleh struktur-struktur geologi utama yang
mempengaruhi sejarah tektonik Kepala Burung. Zona Sesar Sorong dan Tinggian
Kemum berada di bagian utara daerah penelitian, bagian timur dibatasi oleh Jalur
Lipatan Anjakan Lengguru. Bagian selatan dibatasi oleh Sesar Tarera-Aiduna.
Bagian barat dibatasi oleh Antiklin Onin-Kumawa.
Penafsiran dari 232 penampang seismik 2D dilakukan dengan menggunakan
prinsip seismik stratigrafi. Berdasarkan interpretasi seismik, data sumur serta
stratigrafi regional, dapat diidentifikasi delapan horison yang mencerminkan
sikuen pengendapan (megasikuen). Pola struktur yang ada di daerah penelitian
berarah baratlaut-tenggara, utara-selatan dan barat-timur.
Fase ekstensional dengan arah tarikan baratdaya-timurlaut terjadi pada PermOligosen Awal. Pada fase tersebut, Bintuni merupakan bagian dari passive
margin.
Fase kompresional terjadi pada Oligosen Awal sampai Resen ditandai oleh bidang
ketidakselarasan Oligosen Awal. Pada Oligosen Awal-Pliosen Awal, Cekungan
foreland Bintuni terbentuk karena adanya aktivitas Sesar-sesar Naik Arguni tipe
thin skinned berarah utara-selatan yang merupakan bagian dari Jalur Lipatan
Anjakan Lengguru. Pada Miosen terbentuk sesar-sesar mendatar berarah barattimur yang memotong sesar-sesar naik dan perlipatan berarah baratlaut-tengggara