
2008 TA PP ANGGIT LUFIANDATI 1-COVER
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan

2008 TA PP ANGGIT LUFIANDATI 1-BAB 1
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan

2008 TA PP ANGGIT LUFIANDATI 1-BAB 2
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan

2008 TA PP ANGGIT LUFIANDATI 1-BAB 3
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan

2008 TA PP ANGGIT LUFIANDATI 1-BAB 4
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan

2008 TA PP ANGGIT LUFIANDATI 1-BAB 5
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan

2008 TA PP ANGGIT LUFIANDATI 1-BAB 6
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan

2008 TA PP ANGGIT LUFIANDATI 1-PUSTAKA
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Protein Ml Streptococcus pyogenes memiliki beberapa daerah yang diduga memiliki peran
dalam aktivitas pengikatan fibronektin, diantaranya adalah daerah d yang terdapat pada fragmen ABS
protein Ml. Untuk mengetahui apakah daerah tersebut berperan dalam pengikatan fibronektin, maka
dilakukan rekayasa pada daerah d fragmen tersebut. Asam amino bermuatan pada daerah d diubah
menjadi alanin yang merupakan asam amino yang tidak bermuatan. Pengubahan ini dilakukan pada
tingkat nukleotida menggunakan mutagenesis terarah dengan metode PCR. pETl6abs yang diisolasi dari
Escherichia coli BL2l digunakan sebagai cetakan. Berdasarkan analisis migrasi diketahui bahwa
pETl6abs cetakan telah mengalami dimerisasi. Cetakan yang berbentuk dimer akan menyebabkan masalah
dalam spesifikasi penempelan primer dan waktu pemanjangan selama proses PCR, oleh karena itu
dilakukan perbaikan pETl6abs untuk diperoleh plasmid monomer. Perbaikan pETl6abs menjadi monomer
telah berhasil dilakukan di E. coli DH5 . Plasmid monomer ini digunakan sebagai cetakan dalam
mutagenesis terarah dengan variasi suhu penempelan primer, yaitu 4O OC, 55 OC, dan 66 OC. Pada kondisi ini, mutan daerah d
fragmen ABS protein Ml belum berhasil dikonstruksi. Mutagenesis terarah pada penelitian ini sulit
dilakukan karena jumlah nukleotida yang harus diubah cukup banyak, yaitu 9 nukleotida. Hal tersebut
menyebabkan primer sulit menempel dengan baik pada cetakan. Oleh karena itu, mutagenesis terarah
disarankan untuk dilakukan dalam dua tahap menggunakan dua pasang primer berbeda. Kedua pasang
primer tersebut telah dirancang menggunakan program DNASTAR dengan masing-masing pasangan
primer hanya mengandung 4 dan 5 nukleotida yang diubah.