digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Media sosial telah menjadi bagian penting dari bauran media perusahaan. Media sosial sangat beragam sehingga penggunaannya dapat disesuaikan dengan tujuan perusahaan. Mengikuti lanskap media yang semakin terfragmentasi bisa jadi sulit bagi konsumen karena mereka terpaksa untuk membandingkan semua penawaran pemasaran konten. Namun, para pemasar digital menyadari bahwa jenis-jenis pemasaran konten masuk ke dalam tiga jenis media yang dikenal sebagai trifecta pemasaran digital. Trifecta pemasaran digital adalah kombinasi dari paid, owned dan earned media. Pemasaran media sosial dapat mencakup ketiga media tersebut. Pemasaran media sosial adalah saluran pemasaran digital yang paling mudah beradaptasi, memengaruhi paid, owned dan earned media. Pemasar dapat secara efektif mempertahankan kehadiran di media sosial, secara efisien memberikan iklan berbayar, dan membangun merek untuk perusahaan. Merek GO adalah merek susu pertumbuhan baru yang memanfaatkan platform media sosial untuk membantu memaksimalkan jangkauannya dan menjalankan strategi pemasaran digital secara efisien. Mereka memanfaatkan trifecta pemasaran digital sebagai panduan untuk memfokuskan strategi pemasaran media sosial mereka pada paid, owned dan earned media. Penggunaan ketiga media tersebut harus dilakukan secara sinergis untuk menghasilkan strategi yang efektif. Sinergi yang tepat dapat berbeda tergantung pada tujuan perusahaan. Oleh karena itu, merek GO membutuhkan evaluasi untuk melihat area yang perlu ditingkatkan dalam mengimplementasikan pemasaran media sosial dengan pendekatan trifecta. Metodologi yang digunakan dalam riset ini adalah studi kasus kualitatif, dengan dua teknik pengumpulan data yaitu data primer melalui wawancara dan data sekunder dari catatan data resmi merek GO. Riset ini menemukan bahwa dalam mengimplementasikan trifecta pemasaran digital, dari perspektif kinerja media sosial merek GO secara keseluruhan, strategi pemasaran media sosial merek GO telah memberikan hasil yang efektif. Namun, dari perspektif target kinerja kategori konten media sosial, tidak semua kategori konten memberikan hasil yang efektif karena kurangnya ikatan emosional. Pada kesimpulannya, merek GO tidak memiliki masalah dalam penerapan paid medianya. Namun, masih ada ruang yang cukup besar untuk peningkatan dalam penerapan owned dan earned medianya. Oleh karena itu, penerapan emotional branding yang belum tereksplorasi oleh merek GO direkomendasikan untuk pengembangan lebih lanjut pada owned dan earned media.