Penelitian estimasi sumberdaya batugamping banyak yang berkutat pada analisis
geostatistik. Tubuh batugamping keseluruhan diestimasi dengan metode penaksiran
tertentu dan diharap dapat melakukan peramalan kadar dengan baik. Tetapi, tubuh
batugamping bukanlah suatu bangun yang homogen, terdapat keragaman baik
secara vertikal maupun horisontal. Aneka kondisi pengendapan dicerminkan dalam
perbedaan fasies dan sabuk fasies. Kajian ini mencoba untuk memisahkan terlebih
dahulu tubuh batugamping secara keseluruhan ke dalam sabuk fasies, setelah itu
baru dilakukan estimasi dengan metode geostatistik.
Penelitian dilakukan di daerah Pamubulan utara, Provinsi Banten. Daerah penelitian
memiliki luas sekitar 93 hektare. Sekitar 67 lokasi pengamatan geologi permukaan
berhasil dikumpulkan. Terdapat 15 titik pengeboran yang dilakukan dalam rangka
eksplorasi batugamping. Kedalaman pengeboran berkisar antara 75 dan 150 meter.
Jumah intercept batuan seluruhnya mencapai 1.697,5 meter. Pemerian rinci
dilakukan terhadap semua contoh batuan inti yang berhasil diangkat. Contoh batuan
yang dikirim ke laboratorium untuk dilakukan uji XRF berjumlah 538 percontoh.
Oksida yang dilihat adalah CaO, MgO, SiO2, Fe2O3, Al2O3. Kajian ini hanya
melakukan estimasi terhadap kadar CaO dan MgO. Hal ini dirasa cukup untuk
mengenali kesesuaian batugamping yang dibutuhkan industri semen.
Batuan karbonat pada daerah penelitian dapat dibedakan menjadi enam fasies dan
31 subfasies. Fasies boundstone diinterpretasikan sebagai endapan lingkungan
terumbu. Fasies grainstone dan packstone umumnya berada di lingkungan sekitar
terumbu, salah satunya carbonate sand shoal. Fasies mudstone dan wackstone
cenderung berada di bagian atau lingkungan platform interior. Fasies carbonate
breccia ditafsirkan sebagai endapan lingkungan slope/toe of slope.
Pemodelan geologi diawali dengan membangun tubuh sabuk fasies platform
interior yang merupakan penyederhanaan dari lingkungan restricted dan normal
marine platform interior. Platform margin adalah gabungan dari sabuk fasies reef
margin dan sand shoals. Terakhir adalah platform slope, hasil peleburan dari sabuk
fasies slope dan toe of slope. Peranahan atau domaining yang dilakukan
berdasarkan pada ketiga sabuk fasies tersebut. Terdapat 12 model batugamping yang berhasil dibangun. Sepuluh diantaranya
adalah sabuk fasies platform margin yang dipisahkan berdasarkan kedudukan dan
perubahan sifat geokimia. Satu model sabuk fasies platform interior yang luas serta
menjadi latar dari semua area kajian dan menyelimuti hampir seluruh sabuk fasies
yang ada. Sabuk fasies ini terdapat di baratdaya dan mengalami penebalan di bagian
tenggara. Model terakhir adalah sabuk fasies platform slope yang terletak di
timurlaut daerah penelitian. Endapan terumbu terbagi menjadi dua sifat geokimia
yang berbeda. Satu endapan memiliki kadar CaO yang tinggi dengan MgO yang
rendah serta Al2O3 rendah, tetapi endapan kedua, memiliki CaO rendah dengan
MgO yang tinggi. Batuan platform interior kebanyakan memiliki kadar CaO yang
tinggi, MgO yang rendah dan Al2O3 yang meningkat. Menariknya, terdapat
endapan platform interior yang mengalami peningkatan SiO2. Endapan slope/toe of
slope hanya sedikit dikenali tetapi memiliki kandungan geokimia yang beragam,
terutama CaO dan MgO.
Kadar CaO dan MgO yang ada akan disekat oleh masing-masing ranah sabuk fasies,
sehingga estimasi hanya akan menghitung kadar yang berada di dalam setiap
domain. Penyekatan ini berhasil memisahkan data kadar bimodal menjadi
unimodal, sifat kadar yang lebih layak untuk diestimasi. Metode pembobotan jarak
terbalik digunakan dalam proses penaksiran. Terdapat 220 juta ton sumberdaya
batugamping yang diperkirakan sesuai untuk kebutuhan produksi semen. Hanya
kadar CaO yang lebih dari 40% serta MgO kurang dari 5% yang dimasukkan dalam
perkiraan.