digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK - AHMAD NUR TAUFIQURRAHMAN
PUBLIC Alice Diniarti

Penelitian estimasi sumberdaya batugamping banyak yang berkutat pada analisis geostatistik. Tubuh batugamping keseluruhan diestimasi dengan metode penaksiran tertentu dan diharap dapat melakukan peramalan kadar dengan baik. Tetapi, tubuh batugamping bukanlah suatu bangun yang homogen, terdapat keragaman baik secara vertikal maupun horisontal. Aneka kondisi pengendapan dicerminkan dalam perbedaan fasies dan sabuk fasies. Kajian ini mencoba untuk memisahkan terlebih dahulu tubuh batugamping secara keseluruhan ke dalam sabuk fasies, setelah itu baru dilakukan estimasi dengan metode geostatistik. Penelitian dilakukan di daerah Pamubulan utara, Provinsi Banten. Daerah penelitian memiliki luas sekitar 93 hektare. Sekitar 67 lokasi pengamatan geologi permukaan berhasil dikumpulkan. Terdapat 15 titik pengeboran yang dilakukan dalam rangka eksplorasi batugamping. Kedalaman pengeboran berkisar antara 75 dan 150 meter. Jumah intercept batuan seluruhnya mencapai 1.697,5 meter. Pemerian rinci dilakukan terhadap semua contoh batuan inti yang berhasil diangkat. Contoh batuan yang dikirim ke laboratorium untuk dilakukan uji XRF berjumlah 538 percontoh. Oksida yang dilihat adalah CaO, MgO, SiO2, Fe2O3, Al2O3. Kajian ini hanya melakukan estimasi terhadap kadar CaO dan MgO. Hal ini dirasa cukup untuk mengenali kesesuaian batugamping yang dibutuhkan industri semen. Batuan karbonat pada daerah penelitian dapat dibedakan menjadi enam fasies dan 31 subfasies. Fasies boundstone diinterpretasikan sebagai endapan lingkungan terumbu. Fasies grainstone dan packstone umumnya berada di lingkungan sekitar terumbu, salah satunya carbonate sand shoal. Fasies mudstone dan wackstone cenderung berada di bagian atau lingkungan platform interior. Fasies carbonate breccia ditafsirkan sebagai endapan lingkungan slope/toe of slope. Pemodelan geologi diawali dengan membangun tubuh sabuk fasies platform interior yang merupakan penyederhanaan dari lingkungan restricted dan normal marine platform interior. Platform margin adalah gabungan dari sabuk fasies reef margin dan sand shoals. Terakhir adalah platform slope, hasil peleburan dari sabuk fasies slope dan toe of slope. Peranahan atau domaining yang dilakukan berdasarkan pada ketiga sabuk fasies tersebut. Terdapat 12 model batugamping yang berhasil dibangun. Sepuluh diantaranya adalah sabuk fasies platform margin yang dipisahkan berdasarkan kedudukan dan perubahan sifat geokimia. Satu model sabuk fasies platform interior yang luas serta menjadi latar dari semua area kajian dan menyelimuti hampir seluruh sabuk fasies yang ada. Sabuk fasies ini terdapat di baratdaya dan mengalami penebalan di bagian tenggara. Model terakhir adalah sabuk fasies platform slope yang terletak di timurlaut daerah penelitian. Endapan terumbu terbagi menjadi dua sifat geokimia yang berbeda. Satu endapan memiliki kadar CaO yang tinggi dengan MgO yang rendah serta Al2O3 rendah, tetapi endapan kedua, memiliki CaO rendah dengan MgO yang tinggi. Batuan platform interior kebanyakan memiliki kadar CaO yang tinggi, MgO yang rendah dan Al2O3 yang meningkat. Menariknya, terdapat endapan platform interior yang mengalami peningkatan SiO2. Endapan slope/toe of slope hanya sedikit dikenali tetapi memiliki kandungan geokimia yang beragam, terutama CaO dan MgO. Kadar CaO dan MgO yang ada akan disekat oleh masing-masing ranah sabuk fasies, sehingga estimasi hanya akan menghitung kadar yang berada di dalam setiap domain. Penyekatan ini berhasil memisahkan data kadar bimodal menjadi unimodal, sifat kadar yang lebih layak untuk diestimasi. Metode pembobotan jarak terbalik digunakan dalam proses penaksiran. Terdapat 220 juta ton sumberdaya batugamping yang diperkirakan sesuai untuk kebutuhan produksi semen. Hanya kadar CaO yang lebih dari 40% serta MgO kurang dari 5% yang dimasukkan dalam perkiraan.