Pengambil keputusan memiliki kecenderungan mengambil langkah tidak rasional dalam proses pengambilan keputusan dalam menghadapi suatu ketidakpastian. Perilaku yang tidak rasional itu disebabkan oleh kesalahan sistematis dalam menimbang yang biasa disebabkan oleh proses kognitif yang bias. Daniel Kahneman dan Amos Tversky (1979) membangun suatu teori baru yang diberi nama Teori Prospek dimana teori ini membantah Teori Expected Utility. Teori ini mengatakan bahwa dalam kondisi yang menguntungkan atau melibatkan keuntungan, seseorang cenderung menghindari resiko. Sebaliknya, jika dihadapkan pada kondisi yang tidak menguntungkan atau kondisi yang melibatkan kerugian, seseorang cenderung suka terhadap resiko. Singkatnya, seseorang memiliki kecenderung yang tidak rasional untuk lebih enggan bertaruh terhadap keuntungan daripada kerugian seperti yang telah disebutkan oleh Tvede (1999). Kahneman dan Tversky menyebutnya Bias Reflection. Ketika menghadapi kejadian yang pasti, seseorang cenderung mengabaikan kejadian lain yang mungkin saja terjadi. Bias seperti ini disebut Bias Certainty. Ada banyak penelitian serupa yang telah dilakukan di negara lain, tapi penelitian yang tujuannya adalah untuk menganalisa kesesuaian Teori Prospek di Indonesia masih jarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa apakah Bias Teori Prospek secara signifikan berlaku terhadap subjek di Indonesia. Penelitian ini mempertimbangkan Bias Refleksi, Bias Certainty, Bias Isolation dan Bias Endowment. Penelitian ini juga mempertimbangkan aspek Literasi Keuangan dalam analisisnya. Responden dalam penelitian ini adalah 205 orang yang berpotensi menjadi investor di Indonesia. Untuk pengumpulan data, penelitian ini mengadopsi kuesioner yang digunakan oleh Kahneman dan Tversky (1979) dan mengganti mata uangnya menjadi rupiah untuk meningkatkan pemahaman responden. Untuk menganalisa data demografik dari responden, penelitian ini juga menyediakan pertanyaan kualitatif melalui kuesioner online. Hasil kuesioner ini berupa jawaban berpasangan dan kami menganalisanya satu per satu untuk mengidentifikasi jika ada mayoritas pilihan dalam keputusan yang diambil responden. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Literasi keuangan tidak secara signifikan mempengaruhi bias Teori Prospek di Indonesia. Besarnya bias akan semakin besar mempengaruhi responden dengan literasi keuangan rendah.