digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Belakangan ini, diketahui bahwa risiko kredit kembali menjadi risiko nomer satu yang dapat mengancam kinerja industri perbankan di Indonesia, seperti terlihat dari angka kredit macet (NPL) yang kian melonjak dalam dua tahun terakhir. Sesuai perkiraan, permasalahan ini tentunya akan berdampak buruk pada profitabilitas bank, dan hal tersebut telah terbukti dari menurunnya rasio ROA sebagai salah satu proksi profitabilitas di perbankan. Melalui pertimbangan-pertimbangan inilah, penulis ingin mencari tahu faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kedua rasio ini, yaitu NPL dan ROA, secara berurutan namun dalam perspektif yang berbeda. Berbeda dari penelitian sebelumnya, penelitian ini menggunakan metode penelitian rekursif, dimana kedua modelnya regresinya diteliti secara berurutan, dan NPL mempunyai peran ganda sekaligus (menjadi variabel dependen untuk model pertama, dan juga variabel independen untuk model kedua). Untuk model NPL, penulis menggunakan 5 variabel spesifik bank sebagai variabel independennya, yang terdiri atas Ukuran Bank, CAR, LDR, NIM, dan BOPO. Kemudian untuk model ROA, akan ada 3 variabel independen yang diambil dari perspektif risiko kredit dan makro ekonomi, yaitu NPL, Nilai Tukar Rupiah, dan Tingkat Inflasi. Penelitian ini menggunakan data sekunder, berupa laporan keuangan yang dipublikasikan secara bulanan oleh situs web OJK dan BI pada periode 2008-2014. Data tersebut diambil dari 19 bank yang termasuk dalam kategori BUKU 3 dan 4. Analisisnya kemudian menggunakan regresi multi linier, dengan menggunakan data panel dan tingkat kepercayaan sebesar 5%, untuk mengetahui efek dari satu variabel dependen terhadap banyak variabel independen. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa, untuk model pertama, Ukuran Bank dan LDR berpengaruh signifikan negatif terhadap NPL, sedangkan NIM dan OEOI berpengaruh signifikan positif terhadap NPL. Selanjutnya untuk model kedua, NPL berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA, sedangkan Nilai Tukar Rupiah dan Tingkat Inflasi berpengaruh signifikan positif terhadap ROA. Dalam penelitian ini, NIM diketahui menjadi variabel paling berpengaruh dalam meningkatkan level NPL, sehingga perbankan saat ini perlu lebih berhatihati dan efisien dalam menginvestasikan dananya. Kemudian, terdapat NPL yang juga memiliki pengaruh paling besar terhadap ROA, maka diharapkan perbankan Indonesia dapat lebih fokus dalam memperbaiki kualitas kreditnya, daripada meningkatkan jumlah kredit dan profit.