digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kebangkrutan menjadi salah satu masalah penting yang mungkin dihadapi oleh setiap perusahaan, termasuk perusahaan properti dan real estate di Indonesia. Saat ini, beberapa analis ekonomi dan bisnis memperkirakan bahwa sektor properti di Indonesia akan memiliki produktivitas yang lebih baik di tahun 2016. Namun, hal tersebut tidak menjamin bahwa perusahaan tersebut tidak akan rentan terhadap kebangkrutan. Kebangkrutan tidak selalu dialami oleh perusahaan yang memiliki kinerja buruk, tetapi dapat juga dialami oleh perusahaan yang memiliki kinerja baik. Kebangkrutan akan memberikan efek negatif dan kesulitan bagi perusahaan. Kebangkrutan juga akan merugikan karyawan, kreditur, pelanggan, dan pemasok. Hal ini bisa menjadi alasan mengapa analisis mengenai kebangkrutan sebuah perusahaan penting untuk dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara resiko kebangkrutan dan skor produktivitas, kapitalisasi pasar, kas dibagi total harta, dan indikator kerugian. Penelitian ini berfokus pada 36 perusahaan properti dan real estate sektor yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2009-2014. Tahap pertama dari analisis data akan menganalisis resiko kebangkrutan berdasarkan Altman bankruptcy model menggunakan lima indikator rasio yang mengukur likuiditas, probabilitas kumulatif, profitabilitas perusahaan, hutang, dan kemampuan menghasilkan pendapatan. Tahap kedua akan menganalisis produktivitas perusahaan menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) yang melibatkan tiga input (biaya pendapatan, biaya operasi, dan belanja modal) dan satu output (pendapatan). Tahap terakhir pada proses data analisis adalah menguji hubungan antara resiko kebangkrutan dan produktivitas dari properti dan industri real estate di Indonesia dengan menggunakan metode regresi data panel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan risiko kebangkrutan. Penelitian ini akan memberikan kontribusi sebagai analisis empiris untuk menyoroti hubungan antara produktivitas dan resiko kebangkrutan dari perusahaan properti dan real estate di Indonesia.