digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Seiring dengan bertambahnya orang yang mengalami depresi dan stres, terapi ritel bisa menjadi salah satu cara mengurangi stres. Pengecer dapat mengambil peluang dengan cara memberikan diferensiasi pada marketing strateginya, terutama layanan fisik / servicescape. Pada penelitian sebelumnya telah disimpulkan bahwa terapi ritel merupakan perilaku konsumsi untuk memperbaiki suasana hati. Selain itu juga, telah diidenfikasi nilai dan motivasi terapi, dan lingkungan fisik sekitarnya, sebagai bagian dari marketing strategi dapat mempengaruhi niat untuk membeli. Penulis menggunakan survey berupa kuisioner dan mendistribusikannya kepada 400 pembelanja di Bandung. Data akan dianalisa secara deskriptif dan analisa jalur. Dari hasil analisa deskriptif dapat disimpulkan bahwa responden setuju bahwa pameran atau display, tata letak fisik, dan ruang ganti mempunyai nilai rata-rata tertinggi dalam layanan fisik. Hasil juga menyatakan bahwa lingkungan ritel mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap niat beli konsumen terutama pada suasana (musik dan temperatur) dan tata ruang (pameran, tata letak fisik, dan ruang ganti). Menyelidiki tipe perilaku yang paling dominan pada pembeli di Indonesia dan aspek pada lingkungan fisik yang sesuai dengan konsumen dapat membantu pemasar dalam membuat perencanaan yang membuat pengalaman belanja konsumen menjadi terapi yang efektif. Penulis menyarankan untuk membuat penelitian serupa dengan menggunakan metode eksperimen untuk menyelidi lebih lanjut tipe musik, temperatur, tata ruang, dan aspek lain dalam lingkungan fisik toko yang paling sesuai dengan pembelanja