digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Paulinus Gilbert Turnip
PUBLIC Resti Andriani

BAB 1 Paulinus Gilbert Turnip
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Paulinus Gilbert Turnip
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Paulinus Gilbert Turnip
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Paulinus Gilbert Turnip
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Paulinus Gilbert Turnip
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Paulinus Gilbert Turnip
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Penambangan dan pengolahan bijih timah sekunder oleh PT Timah Tbk. sudah berlangsung lebih dari setengah abad, mengakibatkan cadangan bijih timah sekunder semakin menipis. Pemanfaatan endapan timah primer perlu dilakukan oleh PT Timah Tbk. untuk tetap menjaga keberlangsungan produksi logam timah. Salah satu daerah yang terdapat endapan timah primer adalah daerah Batubesi, Kecamatan Damar, Kabupaten Belitung Timur dengan mineral pembawa besi sebagai mineral utamanya. Untuk memisahkan mineral-mineral pembawa besi dapat dilakukan proses konsetrasi magnetik, sehingga perlu dilakukan studi konsentrasi magnetik untuk melihat respon kadar dan perolehan timah dan besi. Percobaan diawali dengan melakukan karakterisasi awal bijih timah primer menggunakan X-Ray Diffraction (XRD) dan X-Ray Fluorescene (XRF) untuk mengetahui komposisi awal mineral dalam bijih. Setelah itu, konsentrasi magnetik bijih timah primer dilakukan menggunakan lift-type induced roll magnetic separator dengan variasi ukuran P80 umpan yaitu 38, 75, 105, dan 150 mikron, intensitas magnet yaitu 500, 2000, 3500, dan 5000 Gauss, dan kecepatan rotasi roll yaitu 60, 90, 120, dan 150 rotation per minute (RPM). Setelah diperoleh variabel dengan hasil terbaik, dilakukan konsentrasi magnetik multi tahap yang terdiri dari tahap cleaning dan scavanging. Produkta hasil konsentrasi magentik dianalisis mengunakan XRF-Benchtop untuk melihat kadar timah pada setiap produkta. Kadar timah awal pada bijih timah primer jenis skarn dan oxide adalah 0,79% dan 0,29% dan kadar besi awal pada bijih timah primer jenis skarn dan oxide adalah 29,02% dan 34,36%. Pada produk non-magnetik hasil konsentrasi magnetik bijih timah primer jenis skarn dan oxide, kadar timah cenderung meningkat dan persen perolehan timah cenderung turun seiring dengan naiknya intensitas magnet, kadar dan perolehan timah cendrung turun seiring dengan naiknya ukuran umpan, dan kadar dan persen perolehan timah cenderung turun seiring dengan naiknya kecepatan roll. Pada produk magnetik hasil konsentrasi magnetik bijih timah primer jenis skarn dan oxide, kadar besi cenderung meningkat dan persen perolehan besi cenderung turun seiring dengan turunnya intensitas magnet, kadar besi cenderung meningkat dan persen perolehan besi cendrung turun seiring dengan naiknya ukuran umpan, dan persen perolehan besi cenderung naik dan kadar besi cenderung turun dengan naiknya kecepatan roll. Hasil akhir yang diperoleh pada penelitian ini adalah 0,37% Sn dan 82,37% perolehan Sn pada produk non-magnetik bijih oxide dan 39,97% Fe dan 27,63% perolehan Fe pada produk magnetik bijih oxide. Sedangkan pada bijih skarn, 0,77% Sn dan 66,69% perolehan Sn pada produk non-magnetik dan 58,52% Fe dan 53,55% perolehan Fe pada produk magnetik.