ABSTRAK Fadelta Figraf Rafiazka
PUBLIC Resti Andriani
BAB 1 Fadelta Figraf Rafiazka
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Fadelta Figraf Rafiazka
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Fadelta Figraf Rafiazka
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Fadelta Figraf Rafiazka
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Fadelta Figraf Rafiazka
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Fadelta Figraf Rafiazka
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Mesocarbon microbeads (MCMB) merupakan salah satu material prekursor karbon
untuk anoda baterai lithium-ion karena energy density yang besar dan efisiensi
discharge yang tinggi. MCMB adalah komponen tak larut dari proses ekstraksi
toluene produk hasil pirolisis coal tar pitch (CTP) di atas suhu 400°C dalam kondisi
inert. Namun, CTP hasil distilasi heavy tar (HT) umumnya belum bisa langsung
digunakan dalam sintesis MCMB karena kadar abu yang tinggi dan nilai softening
point yang rendah. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mempelajari
pengaruh pemanasan HT yang telah dimodifikasi dengan variasi kondisi operasi
terhadap karakteristik material MCMB yang dihasilkan.
Penelitian dimulai dengan pretreatment HT via sedimentasi statis untuk
mengurangi kadar abu dan hasilnya disebut modified heavy tar (MHT). MHT
didistilasi untuk memperoleh MHT Pitch (MHTP) yang kemudian di-thermal
treatment pada 400°C dalam kondisi inert sambil diaduk untuk meningkatkan nilai
softening point-nya dan menghasilkan thermally treated MHTP (T-MHTP).
Selanjutnya, HT, MHT, dan MHTP dikarakterisasi untuk mengetahui kadar abu,
quinoline-insoluble (QI), dan toluene-insoluble (TI), sedangkan MHTP dan TMHTP
juga diuji softening point-nya. T-MHTP kemudian dipanaskan dengan
memvariasikan suhu final (410, 430, 450°C), waktu tahan (60, 120, 180 menit) dan
laju pemanasan (1, 5, 10°C/menit) untuk menghasilkan mesophase pitch (MP).
MCMB dari MP dipisahkan menggunakan toluena lalu dikarakterisasi dengan
scanning electron microscope (SEM) untuk mengetahui morfologinya, X-Ray
diffractogram (XRD) untuk menentukan struktur kristalinitas dengan parameter
d002, stacking height (Lc) dan stacking layers number (N), serta fourier transform
infra red (FTIR) untuk menentukan gugus fungsi dan indeks aromatisitas (Iar)nya.
Hasil percobaan menunjukkan sedimentasi statis HT mampu menurunkan: kadar
abu (1,5% menjadi 0,2%), QI (15,9% menjadi 2%), dan TI (17% menjadi 3%).
Selanjutnya, MHTP dihasilkan dengan yield 43,33%, rasio C/H sebesar 1,79, serta
nilai QI dan TI sebesar 11% dan 26%. Thermal treatment MHTP berhasil
meningkatkan nilai softening point dari 80°C menjadi 120°C. Hasil percobaan
menunjukkan kondisi terbaik pembuatan MP/MCMB diperoleh pada suhu 450°C,
waktu tahan 180 menit, dan laju pemanasan 5°C/menit yang menghasilkan spheres
paling kecil dan struktur kristalinitas paling teratur, yang ditunjukkan oleh nilai d002
0,345 nm, Lc 2,251 nm, dan N 7,530 nm. Namun, morfologi dari MCMB belum
berbentuk spherical karena kemungkinan terjadi secondary QI dan secondary TI
akibat suhu distilasi MHT dan thermal treatment MHTP di atas 350oC. Di sisi lain,
Iar untuk keseluruhan sampel tidak berbeda jauh yang menunjukkan T-MHTP tidak
mengalami perubahan gugus fungsi signifikan pada rentang kondisi percobaan ini.