Latar belakang dan tujuan: Radikal bebas merupakan molekul yang sangat
reaktif karena memiliki elektron yang tidak berpasangan. Antioksidan merupakan
senyawa yang dapat menangkap radikal bebas. Salah satu sumber antioksidan alami
adalah Litsea garciae atau kalangkala yang dikenal sebagai tumbuhan khas
Kalimantan. Penelitian ini dilakukan untuk menguji aktivitas antioksidan ekstrak
beberapa bagian tumbuhan kalangkala (termasuk bagian yang tidak dimakan),
menganalisis hubungan antara kadar total fenol (TPC) dan kadar flavonoid total
(TFC) terhadap aktivitas antioksidan, serta identifikasi dan penentuan kadar
senyawa marker ekstrak terpilih. Metode: Ekstraksi dilakukan dengan metode
refluks menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat, dan etanol 96%. Aktivitas
antioksidan ditentukan dengan menggunakan 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil (DPPH),
cupric ion reducing antioxidant capacity (CUPRAC), dan ferric reducing
antioxidant power (FRAP). Korelasi antara TPC dan TFC dengan aktivitas
antioksidan dan korelasi antara ketiga metode dianalisis menggunakan metode
Pearson. Kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC) digunakan untuk
mengidentifikasi dan menentukan kadar senyawa marker. Hasil: Aktivitas
antioksidan dengan metode DPPH berkisar antara 0,062-174,377, metode
CUPRAC 2,827-120,026, dan metode FRAP 5,291-1233,940 mg ascorbic acid
equivalent antioxidant capacity (AEAC)/g ekstrak. TPC tertinggi pada ekstrak
etanol daun (27,863 ± 2,140 g GAE/100 g ekstrak) dan TFC tertinggi pada ekstrak
etil asetat daun (10,644 ± 1,569 g QE/100 g ekstrak). Kesimpulan: Senyawa
golongan fenol merupakan kontributor utama pada aktivitas antioksidan ekstrak
kalangkala dengan metode DPPH, CUPRAC, dan FRAP. Metode DPPH,
CUPRAC, dan FRAP memberikan hasil yang linier terhadap aktivitas antioksidan
ekstrak kalangkala. Rutin merupakan marker ekstrak etanol daun kalangkala
dengan kadar 0,2996 ± 0,022%. Bagian tidak dimakan dari kalangkala (L.garciae)
dapat dikembangkan sebagai sumber antioksidan alami pada masa yang akan
datang.