digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Andy Wisnu Pertala
PUBLIC Alice Diniarti

Berdasarkan pertemuan United Nations Climate Change Conference ke 13 tahun 2007, Indonesia memiliki target untuk menurunkan emisi gas rumah kaca yang secara langsung mensyaratkan Indonesia untuk mengembangkan energi terbarukan, utamanya di sektor ketenagalistrikan. Salah satu sumber energi terbarukan yang potensial di Mentawai adalah energi gelombang laut. Pemodelan potensi energi gelombang yang dilakukan oleh Balai Besar Survei dan pemetaan Geologi Kelautan (BBSPGL) ESDM mengungkapkan bahwa perairan Mentawai bagian barat menghasilkan energi gelombang rata-rata tahunan hingga 20 kW/m. Survei untuk lokasi pembangkit ini adalah yang pertama di Asia Tenggara. Lokasi pada penelitian ini disesuaikan berdasarkan rencana tata ruang laut yang telah disusun pemerintah di kawasan Tuapejat. Survei geologi dasar laut diperlukan untuk menentukan lokasi di lepas pantai Tuapejat yang dapat digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga gelombang yang optimal sesuai dengan pertimbangan pemanfaatan sumberdaya dan resiko kerugian yang paling minimum seperti biaya, waktu, jangkauan dan kerawanan bencana geologi. Metode yang digunakan untuk identifikasi fitur geologi bawah laut menggunakan peralatan akustik seperti Echosounder Odec, SBP Stratabox, dan Star Fish Side-scan Sonar. Seluruh data primer akan di integrasi dan dianalisis dengan analisis hirarki proses dan sistem informasi geografis yang menghasilkan peta lokasi potensial pembangkit. Keberadaan singkapan bawah laut, sesar naik, karakteristik pantai berpasir, landas kontinen dengan dasar laut dangkal dan kemiringan landai dengan kedalaman rata-rata 30 m adalah faktor penentu dalam menentukan lokasi situs dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil pembobotan dan skoring, lokasi yang optimal untuk lokasi pembangkit potensial adalah di daerah pesisir yang terletak di lepas pantai dekat pantai Batu Putih dengan bobot 0,30-0,31, kedalaman 20-25 m, jarak instalasi 3 km, jarak patahan 1,5-2 km, kemiringan 0-8%, sedimen pasir kasar-sedang, dengan potensi energi gelombang rata-rata 15-20 kW/m.