digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Cindy Avici Hutauruk
PUBLIC yana mulyana

Perilaku swamedikasi terus meningkat setiap tahunnya, termasuk juga di Indonesia. Swamedikasi yang tepat akan sangat membantu pasien menangani penyakitnya. Sebaliknya, penggunaan swamedikasi yang tidak tepat akan menyebabkan beberapa masalah serius akibat ketidakrasionalan pengobatan. Kondisi pandemi Covid-19 mendorong masyarakat menggunakan obat secara bebas. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi bagaimana pengetahuan dan sikap mahasiswa perguruan tinggi dalam praktek swamedikasi di Imdonesia. Desain penelitian menggunakan pendekatan cross-sectional melalui survey. Kuesioner yang disebarkan secara daring selama bulan Desember 2022 sampai Januari 2023. Kuesioner terdiri dari demografi responden, evaluasi pengetahuan mahasiswa, evaluasi sikap mahasiswa, serta pengalaman penggunaan obat swamedikasi. Uji chi-square dilakukan untuk melihat perbedaan pengetahuandan sikap, serta korelasinya dengan demografi subjek. Jumlah responden yang terkumpul sebanyak 402, dengan mayoritas demografi berjenis kelamin wanita (72,6%), berusia di rentang 21-25 tahun (75,6%), program studi sains dan teknik (26,6%), berdomisili di luar Provinsi Jawa Barat (69,7%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa memliki pengetahuan yang cukup (84,3%) dan sikap yang positif (84,3%) dalam prakek swamedikasi. Golongan obat yang paling banyak digunakan dalam praktek swamedikasi adalah obat demam, flu dan batuk. Alasan mahasiswa melakukan swamedikasi paling banyak untuk menghemat waktu, biaya dan tidak adanya gejala serius. Jenis program studi merupakan faktor signifikan perbedaan pengetahuan dan sikap mahasiswa dalam swamedikasi. Tingkat pendidikan, dan domisili memiliki pengaruh terhadap perbedaan pengetahuan namun tidak mempengaruhi sikap mahasiswa dalam swamedikasi. Jenis kelamin, usia, status pernikahan, jenis tempat tinggal, penghasilan keluarga rata-rata perbulan, status merokok, konsumsi alkohol, Riwayat alergi obat, serta kondisi penyakit tertentu tidak memiliki pengaruh terhadap perbedaan pengetahuan dan sikap mahasiswa.