digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) mengoperasikan blok Mahakam di Kalimantan Timur dimana sebelumnya dioperasikan oleh Total dari Perancis. Blok Mahakam merupakan lapangan tua dan saat ini terkendala untuk menjaga level produksinya. Selain itu, perusahaan juga menghadapi tingginya biaya investasi untuk membangun/memodifikasi surface facility. Berdasarkan analisa penyebab masalah, tingginya biaya disebabkan oleh spesifikasi teknis yang saat ini digunakan dimina membutuhkan safety standard yang tinggi. Untuk menjaga stabilitas produksi, beberapa proyeks akan diluncurkan dengan total 14 proyek dari tahun 2023 – 2028. Biaya surface facility diestimasi mendekati 1 milyar US dollars. Penggunaan spesifikasi teknis tersebut akan menyebabkan tingginya biaya proyek dan pada akhirnya dapat berpengaruh terhadap keekonomian proyek karena cadangan marjinal atau terbatas di dalam reservoir. Spesifikasi teknis yang baru diperlukan untuk memastikan keekonomian proyek dapat terjaga dengan tetap menjaga level keselamatan serta mempunyai fleksibilitas operasi. Dari ketiga proposal yaitu pembuatan 100% spesifikasi teknis baru, 100% standar internasional atau merevisi spesifikasi teknis yang sudah ada, dengan metode AHP, alternatif terbaik adalah merevisi spesifikasi teknis yang sudah ada di PHM. Revisi spesifikasi teknis yang sudah ada dipilih dengan mempertimbangkan aspek waktu, level keselamatan, sumber daya serta proyeksi biaya dari desain yang dipilih. Revisi spesifikasi teknis dapat digunakan sebagai referensi teknis proyek-proyek baru yang akan dikerjakan dari tahun 2023 – 2028. Dengan waktu yang terbatas, konsep P3T diperkenalkan dimana hal ini kepanjangan dari Priority, People, Process dan Technology. Revisi spesifikasi teknis merupakan pekerjaan yang besar sehingga perubahan yang dilakukan harus di cover oleh Management of Change. Tahapan MOC harus mengikuti kebijakan sesuai dengan dokumen MHK-COMPPED-EP-HSE-0022 Rev 0 Change Management yang terdiri dari tahapan organisasi & tanggung jawab, analisa resiko, persetujuan, komunikasi/sosialisasi serta fase pelaksanaan.