digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dinas Sumber Daya Air (SDA) Pemerintah DKI Jakarta melaksanakan program pengerukan sedimen untuk mengatasi pendangkalan waduk akibat sedimentasi yang merupakan salah satu faktor penyebab banjir di DKI Jakarta. Metode estafet menggunakan amphibious excavator merupakan metode yang paling sering digunakan dalam program pengerukan saat ini. Namun, metode ini membutuhkan banyak amphibious excavator yang tidak disertai dengan ketersediaan alat. Penelitian ini mengidentifikasi kondisi operasi pengerukan aktual dan mengusulkan strategi penggunaan metode serta kombinasi alat keruk yang sesuai dengan karakteristik waduk menggunakan perangkat lunak simulasi Arena. Perencanaan pengerukan saat ini tidak berdasar pada kondisi operasi aktual alat berat, karakteristik lokasi, serta acuan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) terlalu berpusat pada amphibious excavator. Di sisi lain, acuan konsumsi BBM sebagai tidak sesuai dengan kondisi operasi aktual di lapangan dimana, diperlukan kenaikan BBM sebesar 25% pada masing-masing alat untuk dapat bekerja selama jam kerja rencana. Hasil simulasi Arena menunjukkan produktivitas metode pengerukan mekanis dengan bantuan tongkang dan metode pengerukan hidrolis dapat menjadi alternatif operasi pengerukan saat ini dengan jarak pengerukan lebih dari 100 meter. Strategi penentuan metode pengerukan dalam diagram alir dikembangkan berdasar pada karakteristik waduk yang terdiri dari empat tahapan, yaitu jarak pengerukan dari tepi waduk ke tengah waduk, kemudahan mobilisasi alat keruk, ketersediaam lokasi tampungan sementara dan kedalaman eksisting waduk terhadap kesesuaian masing – masing alternatif metode serta alat keruk. Dengan diagram alir, diperoleh bahwa penerapan metode estafet hanya efektif dilakukan di wilayah Jakarta Barat. Sementara di Jakarta Timur dan Selatan metode pengerukan lebih efektif menggunakan metode hidrolis serta untuk Jakarta Utara penggunaan tongkang dan metode hidrolis dianggap lebih efektif. Metode pengerukan yang sesuai dengan karakteristik waduk dapat meningkatkan kapasitas pemanfaatan alat keruk yang dimiliki serta pencapaian target pengerukan lebih efektif.