digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Ika Adhani Sholihah
PUBLIC Irwan Sofiyan

Cedera paru akut atau Acute Lung Injury (ALI) adalah gangguan inflamasi akut yang menyebabkan terganggunya sel epitel dan sel endotel pada paru-paru. Tingkat kasus yang terjadi pada ALI adalah 25 kasus per 100.000 populasi per tahun dengan 9% pasien yang berada pada unit perawatan intensif adalah pasien dengan ALI. Saat ini, penelitian farmakologis secara in-vitro untuk ALI menggunakan lipopolisakarida (LPS) dikarenakan LPS berkontribusi terhadap induksi respons inflamasi. LPS akan berikatan dengan TLR4 sehingga mengaktifkan jalur NF-?B dan merangsang dihasilkannya mediator pro-inflamasi seperti TNF-?, IL-6, and IL-1?. LPS dapat menurunkan viabilitas sel dan menginduksi apoptosis. Penggunaan kortikosteroid seperti deksametason telah banyak digunakan tetapi memiliki beberapa efek samping yang negatif. Oleh karena itu, diperlukan alternatif terapi yang memiliki kemampuan untuk menurunkan mediator pro-inflamasi dan juga memiliki efek samping rendah, salah satunya alternatifnya adalah menggunakan human Wharton’s Jelly Mesecnhymal Stem Cells (hWJ-MSC). Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui potensi eksosom yang diperoleh dari sel hWJ-MSCs yang dikultur dengan kondisi normoksia dan hipoksia yang diujikan pada sel lini L2 yang diinduksi LPS. Tahap pertama yaitu isolasi dan karakterisasi hWJ-MSCs menggunakan tri-lineage differentiation dan marka permukaan CD90, CD73, CD105, CD44, dan negative lineage menggunakan flowsitometer. Tahap kedua yaitu karakterisasi eksosom turunan sel hWJ-MSCs pada pasase 4 menggunakan penanda CD63, Transmission Electron Microscopy (TEM), dan Nanoparticle Tracking Analysis (NTA). Tahap ketiga yaitu internalisasi eksosom selama 24 jam pada sel lini L2. Selanjutnya, induksi sel lini L2 menggunakan LPS dengan konsentrasi 1 ?g/mL selama 18 jam. Setelah induksi menggunakan LPS, kemudian diberikan perlakuan eksosom normoksia (kadar oksigen 21%), eksosom hipoksia (kadar oksigen 5%), dan deksametason (dex) sebagai kontrol positif. Uji viabilitas dilakukan dengan menggunakan uji MTT. Penentuan konsentrasi protein pro-inflamasi seperti TNF-?, 1L-1?, dan IL-6 menggunakan metode ELISA. Selanjutnya, RNA diisolasi dari sel lini L2 untuk menganalisis profil ekspresi gen TLR4 dan NF??. Analisis kromatografi cair-spektrometri massa tandem (LC/MS-MS) digunakan untuk analisis jumlah protein nor-ekso dan hipo-ekso. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nor-ekso dan hipo-ekso berhasil dikarakterisasi dan menghasilkan yield eksosom yang lebih tinggi pada hipo-ekso. Nor-ekso dan hipo-ekso pada konsentrasi 1x106 partikel/mL berhasil terinternalisasi oleh sel L2 pada 24 jam. Hasil variasi konsentrasi nor-ekso dan hipo-ekso (3.125 x 104 partikel/mL dan 1x 106 partikel/mL) dapat menurunkan konsentrasi 1L-1? hingga 1981,72±50,55 pg/mg protein (p= 0,032), TNF-? hingga 1865,19±42,92 pg/mg protein (p=0,050), IL-6 hingga 139,29±12,11 pg/mg protein (p=0,039) jika dibandingkan dengan kontrol postif (dex) walaupun penurunan konsentrasi protein belum sebaik kontrol positif. Selanjutnya, nor-ekso dan hipo-ekso dengan konsentrasi 1x106 partikel/mL dapat menurunkan ekspresi gen TLR4 dan NF?? pada sel lini L2 sebanding dengan kontrol positif (dex). Berdasarkan hasil analisis proteomik diketahui bahwa nor-ekso memiliki 2.368 protein dan hipo-ekso memiliki 2.595 protein. Hipo-ekso memiliki jumlah partikel lebih tinggi dan jumlah protein yang lebih beragam dibandingkan dengan nor-ekso. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa eksosom turunan hWJ-MSCs memiliki potensi sebagai anti-inflamasi dengan menurunkan konsentrasi protein pro-inflamasi TNF-?, 1L-1?, dan IL-6 selaras dengan penurunan ekspresi gen TLR4 dan NF-?? pada sel lini L2.