digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Johannes Rao Rotua Bakara
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Unsur tanah jarang (rare earth elements, REE) merupakan komoditi yang banyak dimanfaatkan dalam industri maju berbasis teknologi sehingga strategis untuk dikembangkan di Indonesia. Penelitian sebelumnya oleh TIM PSDMBP pada tahun 2015 di Pulau Peleng menunjukkan adanya anomali nilai erbium (Er) sehingga pada tahun 2020 dilakukan upaya penelitian lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui petrogenesis batuan granitoid pada Pulau Peleng, Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah dan implikasinya pada unsur tanah jarang. Hal ini dikarenakan penentuan karakteristik batuan granitoid penting dilakukan untuk eksplorasi pendahuluan REE. Karakteristik batuan granitoid meliputi karakteristik petrologi dan geokimia sehingga data yang digunakan berupa data petrografi dan data geokimia. Data petrografi terdiri dari lima sampel sayatan tipis. Data geokimia terdiri dari data XRF (X-Ray Fluorescence) (12 sampel batuan) dan ICP-OES (Inductively Coupled Plasma-Optical Emission Spectrometry) (12 sampel batuan dan 113 sampel tanah pelapukan). Daerah penelitian, Pulau Peleng, dapat terbagi menjadi empat blok penelitian yaitu Blok Barat, Tengah, Selatan, dan Timur. Berdasarkan pengamatan petrografi dan geokimia, batuan granitoid Pulau Peleng terdiri dari granit biotit-muskovit-garnet pada Blok Barat, granit pada Blok Tengah, granit biotit pada Blok Selatan, serta granit biotit-garnet pada Blok Timur. Secara geokimia batuan granitoid Pulau Peleng menunjukkan karakter granit tipe-S yang terbentuk pada lingkungan kolisi kontinen dan berasal dari peleburan kerak dengan sifat kalk alkali K-tinggi peralumina. Kontaminasi kerak yang efektif dapat menghasilkan karakteristik granit tipe-S sehingga kandungan REE melimpah. Kelimpahan REE pada batuan granitoid ini ditunjukkan oleh kehadiran mineral zirkon, monasit, dan apatit. Granit biotit memiliki kandungan rata-rata HREE (Heavy REE) paling tinggi (17,5 ppm). Kehadiran garnet pada tipe batuan granitoid lainnya menunjukkan pola deplesi HREE. Pada Blok Tengah memiliki kandungan rata-rata total REE paling tinggi pada kedua sampel batuan granitoid (288,1 ppm) dan tanah pelapukan (379,1 ppm). REE dengan konsentrasi paling tinggi jika dibandingkan dengan kelimpahan kerak bumi yaitu dysprosium (Dy), lutetium (Lu), dan gadolinium (Gd). Kelimpahan rata-rata total REE pada tanah pelapukan (348,9 ppm) lebih tinggi jika dibandingkan batuan granitoid (167,8 ppm) sehingga dapat dijadikan sebagai rekomendasi eksploitasi REE.