digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Reyhan Widya Rahman
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Sistem polder Artha Gading yang terletak di Jakarta Utara secara garis besar menawarkan solusi atas permasalahan banjir di ibukota. Namun, selain masalah banjir, kebutuhan masyarakat pada masa peralihan pandemi ini meningkat, yaitu kebutuhan psikologis. Masyarakat menganggap bahwa ruang hijau perkotaan lebih penting untuk kesehatan mental dan fisik daripada sebelum pandemi dimulai. Atas dasar itulah pemikiran untuk diversifikasi fungsi area polder dimulai. Didukung dengan ketersediaan lahan, fungsi tambahan area polder sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) menjadi memungkinkan. Kebutuhan masyarakat untuk pergi ke ruang terbuka hijau tentu juga menjadi suatu kebutuhan (demand) dalam konteks transportasi, yaitu kebutuhan sebagai penumpang yang sedang berusaha memenuhi suatu kebutuhan ikutan (derived demand), dalam kasus ini yaitu kebutuhan rekreasi dan bersantai dengan mengunjungi RTH. Hal tersebut menimbulkan tarikan pengunjung yang diterjemahkan menjadi tarikan lalu lintas, baik masuk dan keluar jaringan jalan area polder Artha Gading. Kedatangan pengunjung akan diikuti dengan urgensi untuk penyediaan ruang parkir. Dari sisi lain konteks transportasi, proses konstruksi rumah polder Artha Gading ini mengharuskan adanya penutupan sejumlah ruas jalan di sekitar proyek kurang lebih selama satu tahun (2022-2023) dan menimbulkan dinamika mikro transportasi, yaitu spesifik di jaringan jalan sekitar proyek saja, serta cenderung menganalisis ruas jalan dan simpang di dalamnya. Penanganan dengan berbagai skenario dapat disimulasikan menggunakan aplikasi VISSIM, baik untuk masa konstruksi/ eksisting, maupun untuk perencanaan penanganan di masa operasional.