digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dengan era ekonomi inflasi tinggi, investor harus mencari cara lain untuk minimasi risiko dan sekaligus memaksimalkan keuntungan yang akan didapat dari investasi. Berbagai instrument investasi dipakai untuk mencari alokasi portfolio. Instrumen seperti saham, obligasi, dan deposito dipilih untuk menjaga dari inflasi. Namun investor lain memilih reksadana untuk menahan nilai investasi dari inflasi yang terjadi. Salah satu solusinya dengan menyeimbangkan kembali portfolio. Di perspektif lain, model time-series akan membantu investor untuk memprediksi volatilitas yang akan terjadi di masa depan. Metode model deret waktu antara lain Metode GARCH (Generalized Autoregressive Conditional Heteroskedasticity) digunakan untuk mencari volatilitas dan men-generalisasi hasil dari model ARCH. Dengan model GARCH, untuk menentukan saham tersebut volatile didapat dari jumlah residual ditambah dengan GARCH. Metode EWMA (Exponential Weighted Moving Average) digunakan untuk mengurangi beban secara eksponensial berbasis data harian. Dari top 5 reksadana campuran, Jarvis Balanced Fund merupakan Reksadana Campuran terbaik dengan return 55.7% di tahun 2021. Dengan menggunakan portfolio Jarvis Balanced Fund (JBF) dari prospectus 2021 sebagai sampel riset, dapat disimpulkan bahwa JBF sebaiknya mengurangi jumlah saham dan menambah jumlah aset bebas risiko untuk menahan volatilitas yang akan terjadi di portfolio, sebagaimana juga era ekonomi dengan era inflasi tinggi.