digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Block caving merupakan metode penambangan bawah tanah yang memanfaatkan proses ambrukkan batuan dalam kegiatan ekstraksi bijih. Metode ini dapat memengaruhi batuan yang berada di sekitar ambrukkan mengalami redistribusi dan konsentrasi tegangan. Deep Mill Level Zone (DMLZ) yang menerapkan metode block caving dalam proses penambangannya tersusun atas batuan keras dan terletak di kedalaman ±1.700 m dari permukaan tanah sehingga terowongan yang berada di dalamnya berpotensi mengalami brittle failure/spalling. Rekahan yang terbentuk dapat menyebabkan massa batuan mengalami pengembangan volume (bulking), fenomena ini dapat diindikasikan dengan adanya deformasi di sekitar batas galian. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh perubahan tegangan terinduksi seiring dengan kemajuan cave terhadap deformasi terowongan di tambang bawah tanah DMLZ berdasarkan hasil pengamatan pada Drill Drift 25W yang terletak di litologi skarn. Deformasi ini ditunjukkan dengan adanya displacement relatif di batas galian yang dapat diamati menggunakan convergence meter. Berdasarkan konsep pengembangan volume massa batuan yang mengalami spalling, displacement merupakan fungsi dari depth of failure (Df). Hubungan antara depth of failure dengan rasio tegangan in-situ maksimum per kuat tekan batuan dapat ditentukan melalui analisis empirical, analytical, numerical, serta beberapa modifikasi guna menyesuaikan kondisi lapangan (adjustment). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa displacement akan semakin membesar seiring dengan semakin mendekatnya cave ke terowongan, hal ini berkorelasi positif dengan semakin meningkatnya tegangan yang bekerja di sekitar galian. Dari analisis depth of failure, zona runtuh di sekitar galian dapat dimodelkan secara numerik menggunakan perilaku batuan Cohesion Weakening and Frictional Strengthening (CWFS) dengan massa batuan akan mulai mengalami spalling saat tegangan maksimum yang diterimanya mencapai ±45% UCS dan akan mengembang sebesar ±5% Df. Untuk mengantisipasi terjadinya displacement yang melebihi ambang batas kapasitas ground support-nya, diperlukan support maintenance supaya kestabilan dan faktor keamanan terowongan tetap terjaga.