digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Fitri Oktavia Tanjung
PUBLIC Irwan Sofiyan

COVER - Fitri Oktavia Tanjung.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB I - Fitri Oktavia Tanjung.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB II - Fitri Oktavia Tanjung.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan


BAB IV - Fitri Oktavia Tanjung.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB V - Fitri Oktavia Tanjung.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB V - Fitri Oktavia Tanjung.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB VI - Fitri Oktavia Tanjung.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan

PUSTAKA Fitri Oktavia Tanjung
PUBLIC Irwan Sofiyan


Suatu ruas jalan di desain dengan umur rencana tertentu dengan harapan selama umur rencana, jalan masih mampu dilalui dengan nyaman oleh pengendara. Namun pada kenyataannya pembangunan suatu ruas jalan terkadang tidak disertai dengan pemeliharaan yang baik sehingga dapat menyebabkan penurunan performa lebih cepat dari pada umur yang telah direncanakan. Jalan yang dibebani oleh lalu lintas kendaraan yang tinggi dan secara terus menerus merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan jalan, baik secara fungsional maupun strukturalnya. Sehingga untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan tersebut, maka pemograman pemeliharaan jalan penting dilakukan agar jalan mengalami penurunan kondisi sesuai dengan umur yang telah direncanakan. Jalan Bypass Kota Pariaman merupakan ruas jalan nasional yang menjadi jalur bagi kendaraan-kendaraan berat yang akan menuju ke arah Kota Padang dan Kabupaten Agam. Dalam beberapa tahun terakhir ruas Jalan Bypass Kota Pariaman mengalami kerusakan yang cukup parah. Prediksi umur sisa perkerasan jalan sekiranya penting dilakukan agar dapat mengetahui kondisi jalan apakah masih mampu melayani beban lalu lintas rencana atau tidak. Bisa saja kerusakan jalan yang terjadi secara terus menerus disebabkan karena telah tercapainya repetisi beban rencana. Analisis umur sisa dilakukan berdasarkan kondisi struktural maupun fungsional menggunakan metode AASHTO1993 dan metode Paterson sehingga dapat dilihat perbandingan hasil analisis berdasarkan kondisi fungsional maupun strukturalnya. Metode AASHTO1993 menggunakan data nilai lendutan jalan, data tebal perkerasan eksisting serta nilai CESAL pada penentuan umur sisanya. Sedangkan metode Paterson menggunakan data nilai IRI jalan, nilai CBR tanah dasar serta nilai CESAL pada penentuan umur sisa. Kemudian, untuk mengetahui kondisi kerusakan tiap lapis perkerasan, dilakukan analisis menggunakan metode Horack. Analisis kondisi tiap lapisan ini bertujuan agar dapat diketahui posisi kerusakan lapisan terjadi dilapisan mana dan perbaikan dapat dilakukan pada bagian lapisan yang mengalami kerusakan saja, sehingga perbaikan dapat dilakukan secara lebih efisien. Metode Horack menggunakan data nilai lendutan jalan didalam analisisnya. Setelah dilakukan analisis data berdasarkan metode AASHTO1993, dapat diketahui bahwa, umur sisa perkerasan ruas jalan Bypass Kota Pariaman berdasarkan kondisi struktural yaitu 0 tahun atau jalan akan mengalami kondisi failure ditahun 2023. Sedangkan analisis umur sisa menggunakan metode Paterson, terdiri dari 2 skenario prediksi umur sisa perkerasan. Skenario pertama, prediksi dilakukan berdasarkan nilai CESAL yang diperoleh dari data lalu lintas harian tahun 2022. Skenario kedua dilakukan prediksi umur sisa berdasarkan nilai CESAL yang diperoleh dari data lalu lintas harian tahun 2020. Dari hasil analisis yang dilakukan, dapat diketahui bahwa umur sisa perkerasan ruas jalan untuk segmen 1 dan segmen 2 berdasarkan dua skenario tersebut adalah 0 tahun karena nilai IRI = 8m/km telah dicapai ditahun 2022, dan untuk segmen 3, berdasarkan skenario pertama, umur sisanya = 6 tahun. Sedangkan berdasarkan skenario kedua, umur sisanya = 8 tahun. Hasil analisis kondisi kerusakan tiap lapis perkerasan menggunakan metode Horack menunjukan kerusakan telah terjadi dari lapisan surface hingga lapisan subgrade yang didominasi oleh kategori kerusakan severe dengan lapisan yang mengalami kerusakan paling parah yaitu pada lapisan subbase. Rekomendasi penanganan yang diberikan berupa perencanaan tebal overlay menggunakan metode AASHTO 1993 dan metode MDP 2017, sedangkan untuk rekomendasi penanganan berupa rekonstruksi mengacu kepada MDP 2017 dengan hasil berupa desain tebal perkerasan baru.