digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800









2023_TS_PP_ANNIDA_MARDHOTILLAH_LAMPIRAN.pdf
Terbatas  sarnya
» Gedung UPT Perpustakaan

Pekerja migran dianggap memiliki peran penting dalam pembangunan melalui arus pengiriman uang atau remitansi ke negara asal. Dengan mendapat julukan sebagai “pahlawan devisa”, Pekerja Migran Indonesia (PMI) merupakan penyumbang devisa negara terbesar kedua setelah sektor minyak bumi dan gas. Namun, fakta menunjukkan bahwa kontribusi positif PMI terhadap perekonomian negara diiringi pula dengan berbagai permasalahan yang mereka hadapi baik di negara penempatan maupun saat mereka kembali ke tanah air. Salah satu permasalahan yang dihadapi para PMI saat kembali ke Indonesia adalah kesulitan membangun ekonomi untuk keluarganya. Kewirausahaan diyakini sebagai solusi dan strategi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan adanya aktivitas kewirausahaan yang dilakukan oleh para PMI Purna, baik secara individual maupun kelompok atau komunitas. Namun sebagian besar literatur tersebut hanya berfokus pada usaha yang dihasilkan beserta manfaatnya, sementara proses penciptaan usaha tidak diteliti secara mendalam dengan menggunakan model atau kerangka yang jelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengisi kekosongan pengetahuan dalam literatur kewirausahaan PMI Purna dengan menganalisis bagaimana tahapan proses pengembangan perusahaan berbasis komunitas atau community-based enterprise. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Mengambil studi kasus pada Koperasi PKTKI Sahabat Bersama yang dibentuk oleh Komunitas Keluarga Buruh Migran (KKBM) Karawang, penelitian ini mengkaji bagaimana suatu komunitas dapat bertindak kolektif dalam menciptakan community-based enterprise. Dengan menggunakan model tahapan proses pengembangan community social enterprise dari Munoz dkk. (2014) yang telah dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan penelitian, hasil analisis menunjukkan bahwa dalam penciptaan Koperasi PKTKI Sahabat Bersama terdapat enam tahapan yang dilalui, yaitu tahapan 1: legitimacy, tahapan 2: needs/opportunity recognition, tahapan 3: group coalescence, tahapan 4: organizational establishment, tahapan 5: community enterprise operates dan tahapan 6: community enterprise grows.