Start-up digital menjadi popular beberapa tahun terakhir. Hal tersebut ditunjukkan
dari pertumbuhan start-up yang begitu cepat di Indonesia yang mencapai 1.190 jumlah
start-up berdasarkan data MIKTI tahun 2021. Namun, pertumbuhan ini tidak sejalan
dengan jumlah start-up yang sukses karena 95% start-up gagal. Tingginya tingkat
kegagalan perusahaan start-up mengindikasikan bahwa risiko yang dihadapi
perusahaan start-up sangat tinggi. Untuk mengatasi risiko, perusahaan biasanya
mengimplementasikan manajemen risiko karena dapat membantu perusahaan untuk
mengelola risiko dan melindungi nilai perusahaan.
Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui tingkat kesadaran dan bagaimanan
pengimplementasion manajemen risiko di perusjaan start-up dan pengaruhnya
terhadap kinerja perusahaan. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, dilakukan
penelitian kuantitatif dan mengumpulkan data dengan menggunakan Teknik sampling
nonprobability yaitu purposive sampling. Jumlah respondent pada penelitian ini
adalah 51 orang yang merupakan CEO/Founder dari start-up. Pengumpulan data
menggunakan kuesioner yang disebarkan secara daring. Kuesioner memiliki empat
bagian yaitu informasi terkait demografi respondent, kesadaran manajemen risiko,
pengimplementasian manajemen risiko, dan kinerja perusahaan. Metode analisis yang
digunakan ada deksripsi statistic dan regresi linear berganda yang meliputi uji T dan
ujij F.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesadaran manajemen risiko
CEO/Founder tinggi namun pengimplementasian manajemen risiko belum di lakukan
secara menyeluruh. Kemudian, kesadaran manajemen risiko dan pengimplementasian
manajemen risiko berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Namun, secara parsial
hanya variabel pengimplementasian manajemen risiko yang berpengaruh terhadap
kinerja perusahaan. Hasil kajian memberikan gambaran besar tentang bagaimana
kesadaran dan penerapan manajemen risiko di perusahaan start-up, sehingga pihakpihak
terkait seperti start-up, inkubator start-up dan pemerintah dapat mengambil
tindakan untuk meningkatkan kinerja start-up dan meminimalkan kegagalan dengan
menerapkan manajemen risiko secara penuh.