digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

23520009 Arian Nurrifqhi.pdf
PUBLIC Dessy Rondang Monaomi

Kesadaran risiko manajemen proyek aplikasi di Pemerintahan Daerah masih tergolong rendah karena belum adanya kebijakan dan regulasi sebagai acuan dalam menilai risiko manajemen proyek aplikasi. Kompleksitas manajemen proyek yang bervariasi dan alur proses yang dinamis menjadi tantangan untuk menilai risiko secara objektif dan komprehensif. Banyak peneliti yang telah melakukan penilaian risiko proyek namun masih terdapat ketidakselarasan dan perbedaan terminologi dalam menilai risiko proyek pada sektor pemerintah. Dalam GX PMBOK terdapat bagian proses penilaian risiko yang mencakup proses identifikasi risiko dan analisis risiko pada fase manajemen proyek aplikasi di sektor publik (pemerintahan), namun masih perlu pengembangan dari aspek praktis dan tahapan prosesnya. Model penilaian risiko pada GX PMBOK dikembangkan dengan menggunakan metode Checklist Scenario Analysis (CSA) dan Simple Additive Weighting (SAW) pada tahap analisis risiko dan proses evaluasi risiko dengan menggunakan risk matrix. Model ini kemudian disimulasikan pada studi kasus Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung. Setiap fase manajemen proyek dilakukan penilaian risiko sehingga diperoleh nilai peristiwa risiko yaitu Value at Risk (VaR) dan nilai risiko proses manajemen proyek yaitu Project Value at Risk (PVaR). Perhitungan nilai prioritas risiko juga dilakukan dengan metode SAW berbasis bobot risiko. Perhitungan prioritas ini bertujuan untuk mengukur potensi nilai risiko tertinggi dari setiap fase manajemen proyek aplikasi. Berdasarkan hasil penilaian risiko manajemen proyek aplikasi di studi kasus Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung membuktikan bahwa penilaian risiko manajemen proyek aplikasi menghasilkan nilai risiko objektif dan terbukti secara empiris. Model ini dapat menjadi landasan pengetahuan untuk mengimplementasikan penilaian risiko sebagai bagian manajemen risiko pada proyek aplikasi di ruang lingkup sektor publik (Pemerintah).