digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Tomi Rustamiaji
PUBLIC Latifa Noor

BAB1 Tomi Rustamiaji
PUBLIC Latifa Noor

BAB2 Tomi Rustamiaji
PUBLIC Latifa Noor

BAB3 Tomi Rustamiaji
PUBLIC Latifa Noor

BAB4 Tomi Rustamiaji
PUBLIC Latifa Noor

BAB5 Tomi Rustamiaji
PUBLIC Latifa Noor

PUSTAKA Tomi Rustamiaji
PUBLIC Latifa Noor

Penggunaan elektroda raksa untuk penentuan logam berat secara voltametri memang memiliki sensitivitas dan selektifitas yang baik, namun memiliki kendala pada masalah toksisitas dan lingkungan. Modifikasi elektroda kerja raksa menjadi amalgam tembaga memiliki keuntungan dimana raksa yang digunakan secara kuantitas minim dan amalgam relatif kurang toksik. Selain itu elektroda kerja amalgam tembaga memiliki kelebihan dari segi overpotential untuk hidrogen dan jendela potensial pada potensial negatif untuk deteksi unsur-unsur logam. Analisis dengan teknik voltametri lucutan anodik gelombang persegi memberikan alternatif yang baik untuk analisis dengan elektroda amalgam tembaga, dimana konsentrasi renik dapat dideteksi lebih baik karena adanya proses deposisi untuk pemekatan analit pada permukaan elektroda. Nilai pH optimum untuk penentuan Pb2+, Cd2+, dan Zn2+ tidak selalu sama. Nilai pH optimum untuk pengukuran Pb2+ dan Zn2+ adalah 4,5 sedangkan untuk Cd2+ adalah 6. Daerah linear kurva kalibrasi untuk ketiga ion tidak sama. Limit deteksi elektroda amalgam tembaga untuk pengukuran Pb2+, Cd2+ dan Zn2+ berturut-turut adalah 50,7 ppb, 43,9 ppb, 519 ppb. Akurasi analisis untuk ketiga logam cukup baik dengan persen perolehan kembali berkisar antara 91 % hingga 103%.