digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800



COVER Talhah Saufi Billah An Nimari
EMBARGO  2026-04-11 

BAB1 Talhah Saufi Billah An Nimari
EMBARGO  2026-04-11 

BAB2 Talhah Saufi Billah An Nimari
EMBARGO  2026-04-11 

BAB3 Talhah Saufi Billah An Nimari
EMBARGO  2026-04-11 

BAB4 Talhah Saufi Billah An Nimari
EMBARGO  2026-04-11 

BAB5 Talhah Saufi Billah An Nimari
EMBARGO  2026-04-11 

Morus adalah salah satu genus dalam famili Moraceae, terdiri dari 22 spesies yang tersebar di wilayah Asia, Eropa, Amerika, Australia dan juga Afrika. Tumbuhan Morus memiliki banyak manfaat, diantaranya digunakan sebagai obat tradisional dan juga sebagai pakan ulat sutra (Bombyx mori). Tumbuhan Morus juga dikenal kaya akan senyawa fenolik, terutama flavonoid, adduct Diels-Alder, stilben, dan 2-aril-benzofuran dengan beragam bioaktivitasnya yang penting. Selain tumbuhan, terdapat sumber alternatif lain penghasil senyawa bioaktif yaitu kultur jaringan tumbuhan dan juga mikroorganisme endofitik yang dinilai lebih efisien. Jamur endofitik merupakan jamur yang hidup berkoloni dalam jaringan internal tumbuhan tanpa menyebabkan kerusakan dan diketahui bersimbiosis mutualisme dengan organisme inangnya, sehingga jamur endofitik juga mampu merekayasa berbagai metabolit sekunder untuk menunjang pertumbuhan inang. Selain itu, dilaporkan juga bahwa jamur endofitik dapat menghasilkan senyawa yang berbeda dari inangnya yang bahkan dapat berupa senyawa baru, seperti epoksikuinofomopsin B dari Phomopsis sp. dengan inang Morus cathayana yang memiliki bioaktivitas sama baiknya. Sejauh ini, penyelidikan fitokimia terhadap jamur endofitik dari tumbuhan Morus masih belum banyak dilaporkan. Oleh karenanya, pada penelitian ini dilakukan isolasi jamur endofitik dari bagian daun tumbuhan Morus australis yang berdasakan hasil identifikasi secara molekular merupakan spesies Diaporthe tectonae. Jamur endofitik dari genus Diaporthe ini merupakan penemuan pertama dari inang tumbuhan genus Morus. Jamur endofitik D. tectonae ditumbuhkan pada media beras selama 4 minggu kemudian dipanen dan dimaserasi menggunakan etil asetat. Terhadap ekstrak etil asetat yang diperoleh, selanjutnya dilakukan fraksinasi dan pemurnian menggunakan berbagai teknik kromatografi termasuk KCV (kromatografi cair vakum) dan KKG (kromatografi kolom gravitasi). Dari jamur endofitik D. tectonae telah berhasil diisolasi lima senyawa murni dan dikarakterisasi berdasarkan data spektroskopi NMR dan juga HRMS sebagai satu senyawa monosakarida asetat yakni 6-Oasetil-D-glukosa, dua senyawa turunan fenol yakni asam 2-(4-hidroksifenil)-asetat dan tirosol, serta dua senyawa steroid yaitu ergosterol dan 3?,5?,9?-trihidroksi- (22E,24R)-ergosta-7,22-dien-6-on. Uji aktivitas sitotoksik terhadap sel murin leukemia P-388 dari lima senyawa hasil isolasi menunjukkan semua senyawa bersifat aktif.