digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Annisa Tri Andina
PUBLIC Perpustakaan Prodi Arsitektur

Palembang sebagai salah satu kota tertua di Indonesia meninggalkan banyak warisan sejarah dan budaya yang dapat ditelusuri sisa-sisa peninggalannya hingga saat ini. Interaksi antar etnis di masa lalu membentuk akulturasi budaya di Palembang. Salah satu tempat yang banyak terjadi interaksi sosial berada di kawasan Sungai Musi. Sungai Musi memegang peranan penting dalam menggerakkan perekonomian Palembang dari zaman Sriwijaya hingga zaman sekarang. Sungai ini dulunya difungsikan sebagai jalur transportasi utama bagi pendatang-pendatang asing untuk berdagang dan bermukim. Kebijakan yang diberlakukan oleh pemerintah terdahulu membentuk pola permukiman etnis tertentu di tepian Sungai Musi. Terdapat permukiman etnis tertentu yang masih dapat ditemukan, salah satunya permukiman etnis Tionghoa di Kelurahan 7 Ulu atau yang lebih dikenal dengan sebutan Kampung Kapitan. Kampung Kapitan sendiri merupakan permukiman etnis Tionghoa pertama di Palembang yang sudah dicanangkan sebagai Kawasan Cagar Budaya. Namun kini kampung tersebut hanya menyisakan beberapa bangunan asli berusia hampir 400 tahun yang kondisinya kurang terawat. Banyak material bangunan yang sudah rapuh termakan usia. Kondisi lahan hijau di kawasan tersebut juga belum dikelola dengan maksimal padahal sangat potensial. Penurunan kualitas fisik kawasan yang tidak diimbangi dengan perbaikan dikhawatirkan akan mengancam keberadaan cagar budaya tersebut sehingga diperlukan strategi pemugaran kembali berupa revitalisasi kawasan. Salah satu bentuk revitalisasi yang dapat diterapkan dapat berupa restorasi bangunan dan penataan ulang lanskap kawasan dengan pendekatan Historic Urban Landscape, yaitu pendekatan yang direkomendasikan UNESCO dalam mengembangkan lanskap kota bersejarah yang mengintegrasikan tujuan pelestarian cagar budaya dengan aspek pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi. Upaya menghidupkan kembali citra kawasan Kampung Kapitan diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian situs bersejarah di tepian Sungai Musi Palembang.