
COVER Lelly Dwi Ambarini
PUBLIC Latifa Noor 
BAB1 Lelly Dwi Ambarini
PUBLIC Latifa Noor 
BAB2 Lelly Dwi Ambarini
PUBLIC Latifa Noor 
BAB3 Lelly Dwi Ambarini
PUBLIC Latifa Noor 
BAB4 Lelly Dwi Ambarini
PUBLIC Latifa Noor 
BAB5 Lelly Dwi Ambarini
PUBLIC Latifa Noor 
PUSTAKA Lelly Dwi Ambarini
PUBLIC Latifa Noor
Permasalahan energi mendorong penelitian mengenai sistem sel bahan bakar yang dapat
menghasilkan energi secara efisien. Proton Exchange Membrane Fuel Cell (PEMFC)
merupakan sistem yang bekerja dengan prinsip pengubahan energi kimia menjadi listrik.
Pada PEMFC, membran polimer elektrolit digunakan sebagai media pentransfer proton.
Pada penelitian ini telah dibuat membran polyblend antara polistiren (PS), polistiren
tersulfonasi (PSS) dan kitosan dengan metoda hot-pressed. Sulfonasi polistiren dilakukan
menggunakan asetil sulfat dengan empat variasi waktu sulfonasi, yaitu 15, 30, 45, dan 60
menit, dengan tujuan agar polistiren memiliki gugus SO3H, sehingga dapat mentransfer H+.
Membran polyblend yang dibuat adalah membran PS:Kitosan (8:2), dan empat membran
PS:PSS:Kitosan (8:1:1) dengan variasi derajat sulfonasi polistiren. Karakterisasi dilakukan
melalui analisis Fourier Transform Infra Red (FTIR), swelling, Ion Exchange Capacity
(IEC), konduktivitas, uji tarik, dan TGA/DTA. Hasil analisis menunjukkan bahwa hasil
optimum berdasarkan uji swelling dan konduktivitas didapatkan dari membran yang
menggunakan PSS yang disulfonasi selama 45 menit, sedangkan berdasarkan nilai IEC
diperoleh pada membran yang menggunakan PSS yang disulfonasi selama 60 menit.
Kekuatan mekanik semua polyblend yang dibuat pada penelitian ini relatif sama, akan tetapi
semakin banyak komponen PSS dan kitosan dalam polyblend, maka stabilitas termal
polyblend semakin menurun.