digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Beberapa negara berkembang telah menjadikan penyediaan layanan pendidikan yang mempersiapkan peserta didiknya untuk dapat bekerja sebagai kebutuhan mutlak. Sebagian besar siswa sekolah menengah di negara berkembang mengalami kesulitan mengakses pendidikan tinggi setelah menyelesaikan pendidikan menengah, khususnya di Indonesia. Terbatasnya lapangan kerja baru dan kurangnya link and match antara kompetensi yang dimiliki oleh angkatan kerja dengan lapangan kerja memicu tingginya Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) lulusan SMK, khususnya di Jawa Barat TPT SMK mencapai 16,71% dan 11,13% untuk cakupan Indonesia (BPS, 2021). Penelitian ini menggunakan metode campuran dimana pengumpulan data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Dalam proses pengumpulan data kuantitatif, responden penelitian ini menggunakan data dari 341 siswa SMK di 6 SMK di 5 kabupaten/kota di Jawa Barat. Kemudian diperkuat dengan metode kualitatif, dengan melakukan wawancara. Pertama, hal yang paling mempengaruhi rendahnya kualitas daya saing siswa SMK adalah 21,07% siswa SMK di Jawa Barat memiliki nilai objektif SMK yang rendah. Kedua, Kualitas Pendidikan, Pola Pikir Kewirausahaan, dan Niat Berwirausaha secara simultan berpengaruh terhadap tujuan SMK pada siswa SMK Jawa Barat, dengan F hitung sebesar 135.773 dengan taraf signifikansi 0,000. Ketiga, 54,7% tujuan siswa SMK di Jawa Barat dipengaruhi oleh Kualitas Pendidikan, Pola Pikir Kewirausahaan, dan Niat Berwirausaha. Sedangkan 45,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dianalisis dalam penelitian ini. Terakhir, untuk meningkatkan daya saing siswa SMK perlu dilakukan berbagai upaya intervensi mulai dari tahapan input, proses, output, dan hasil jangka panjang dalam proses pembelajaran di sekolah khususnya pada program kewirausahaan sebagai upaya untuk meningkatkan daya saing siswa SMK. meningkatkan tujuan kejuruan siswa SMK dan peluang daya saing siswa SMK setelah lulus.