digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pengambilan keputusan pada penyelesaian masalah merupakan langkah penting yang untuk menjadi pemecah masalahr untuk isu yag sedang dihadapi. Tentunya kita sudah tidak asing lagi degan istilah MCDM. Multiple-criteria decisionmaking (MCDM) dikenal dengan akronimnya. Penggunaan akronim yang meluas dipopulerkan pada tahun 1979 oleh Stanley Zionts. Analytic Hierarchy Process (AHP) adalah alat yang ampuh untuk MCDA yang menggunakan faktor skala rasio untuk perbandingan berpasangan yang memungkinkan pembuatan penilaian atau keputusan dari bobot beberapa kriteria (Saaty, 1990, Saaty, 2013). Penelitian ini diawali dengan adanya sebuah issue yang muncul pada perusahaan yang bergerak di bidang education technology (edtech) di Indonesia. Perusahaan ini cukup berpengaruh dan memiliki peran besar dalam perkembangan proses belajarmengajar melalui virtual, tak hanya itu, perusahaan juga memproduksi video pelatihan dan pembelajaran untuk masyarakat tingkat sekolah sampai pekerja kantoran. Metode pembelajaran seperti ini sudah tidak asing di negara maju. Namun sebagaimana yang kita ketahui, Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki koneksi internet buruk. Perusahaan yang bergerak dibidang teknologi sangat bergantung dengan internet. Perlu diketahui, internet sangat bergantung dengan infrastruktur, namun perusahaan tidak bisa berbuat lebih untuk ruang lingkup tersebut. Jadi perusahaan mengambil peran dalam memaksimalkan pemilihan perusahaan penyedia internet. Untuk itu, penelitian ini memilih pekerja ahli yang mengatur pemilihan penyedia jasa internet dan mengumpulkan data melalui interview, focus group discussion dan menghasilkan factor-faktor penting yang akan dipergunakan dalam proses pemilihan. Pairwise comparison dari masing-masing individu selanjutnya akan dikombinasikan diproses menggunakan metode analytic hierarchy process (AHP) dan terbentuk prioritas dari alternatif yang ditentukan sebelumnya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat satu perusahaan yang memiliki score tertinggi diantara empat alternatif lainnya. Melalui proses AHP ini, perusahaan yang menjadi prioritas dalam pemilihan penyedia jasa internet yang memadai diharapkan menjadi rekomendasi yang dapat diajukan untuk perusahaan dan mengurangi paparan risko operasional dan risiko reputasi.