PT. Berau Coal sebagai salah satu perusahaan besar penghasil batu bara di
Indonesia akan membuka kembali pit yang telah selesai sebelumnya di Sambarata
Mine Operation, yaitu Pit C2, yang dimana masih terdapat potensial cadangan
batubara berupa produk premium Agathis. Produk premium tersebut diperlukan
untuk di campur dengan produk lain yang memiliki kualitas yang lebih rendah
yaitu produk batu bara dari Binungan Mine Operation. Pada kondisi Pit C2
sekarang, disposal untuk alokasi pembuangan material overburden memiliki
jarak yang jauh dan terdapat biaya tambahan yang perlu dibayarkan karena
penyesuaian tarif jarak terhadap jarak acuan kontrak. Untuk mengatasi masalah
tersebut, terdapat skenario disposal jarak dekat yaitu skenario in pit dump.
Dengan in pit dump terdapat efisiensi biaya yang dikeluarkan dari penyesuaian
tarif jarak terhadap jarak acuan kontrak karena pengurangan jarak disposal.
Sump H sebagai rencana area in pit dump kondisi sekarang dipenuhi oleh
material sedimentasi dari aktifitas penambangan sebelumnya, dengan volume
sekitar 1.2 juta kubik meter. Jadi, perlu dilakukan penanganan lumpur pada area
Sump H untuk dijadikan area lokasi in pit dump. Salah satu skenario yang
diajukan adalah penggunaan pompa lumpur, skenario tersebut lebih sesuai untuk
kondisi sekarang karena dapat selesai lebih awal dibanding skenario lainnya,
yaitu penanganan lumpur konvensional. Tetapi perlu dikaji dan evaluasi lebih
lanjut terhadap analisis finansial dari skenario tersebut secara komprehensif.
Untuk mendapatkan kelayakan finansial dari proyek ini, penelitian ini
menggunakan analisis capital budgeting yang dimana parameter yang digunakan
dikaji lebih lanjut menggunakan analisis sensitivitas dan analisis kemungkinan.
Dari hasil analisis kelayakan finansial dari proyek pompa lumpur ini,
menunjukkan bahwa proyek ini layak secara finansial dengan nilai NPV IDR
16.227.951.215,26, dengan IRR 43,08%, Payback Period 1,6 tahun, Discounted
Payback Period 177 tahun dan nilai Profitability Index 1,7. Selain itu
berdasarkan Simulasi Monte Carlo untuk analisis kemungkinan, didapat
kemungkinan proyek ini gagal adalah 0%. Sehingga, dapat disimpulkan dari hasil
analisis kelayakan finansial, proyek ini direkomendasikan untuk dijalankan oleh
PT. Berau Coal untuk efisiensi biaaya yang dikeluarkan dari penyesuaian tarif
jarak. Untuk penelitian selanjutnya, dapat dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
opsi pembelian slurry pump daripada sewa untuk proyek yang lebih besar. Selain itu, untuk memastikan proyek berjalan dengan baik, penelitian metode
manajemen operasional terbaik diperlukan untuk kontrol yang tepat dari proyek
berjalan.