digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Bank bjb sebagai bank daerah dituntut untuk mendukung pendapatan Daerah Jawa Barat dengan layanan dan produk yang menguntungkan bagi bank, pemegang saham dan nasabah. Saat ini bank bjb telah melakukan transformasi digital dengan memproduksi produk digital untuk meningkatkan kepuasan nasabah dalam bertransaksi untuk menghasilkan fee-based income. Saat ini laba bersih dari sektor fee based masih sangat kecil jika dibandingkan dengan total pendapatan, fee-based income hanya mampu memberikan kontribusi kurang dari 7,1% dari total pendapatan. Sehingga menjadi tantangan bagi bank bjb untuk dapat meningkatkan fee-based income dari produk digitalnya. Penulis menggunakan analisis STP dan bauran pemasaran (7p) untuk analisis internal, dimana hasil menunjukkan bahwa strategi yang diterapkan masih belum menyentuh pangsa pasarnya dan Bank bjb masih menargetkan pegawai pemerintah daerah untuk menawarkan produk digitalnya. Alat PESTEL, Porter 5 Forces, Analisis Pesaing, dan Analisis Konsumen digunakan untuk analisis eksternal. Dari analisis PESTEL diketahui bahwa jika bank bjb ingin melakukan transformasi digital dan membentuk ekosistem digital, perlu memastikan regulasi dari regulator. Dari Porter's 5 Forces ditemukan bahwa ancaman di industri keuangan saat ini tidak hanya datang dari perbankan tetapi munculnya teknologi keuangan. Dari Analisis Pesaing, ditemukan bahwa ada banyak pilihan terkait produk digital bagi konsumen. Untuk Analisis Konsumen, penulis menggunakan wawancara kualitatif dengan marketing mix 7p yang dilakukan kepada karyawan bank bjb, nasabah dan non nasabah. Dari analisis konsumen ditemukan persepsi konsumen yang rendah terhadap produk bank bjb digital. Setelah menemukan akar masalahnya, bank bjb perlu menentukan strategi yang tepat untuk meningkatkan fee-based income dan pendapatan asli daerah Jawa Barat. Oleh karena itu, bank bjb akan menetapkan strategi berupa Usulan Marketing Mix dan Usulan Strategi Marketing Communication seperti membentuk ekosistem digital dengan pihak ketiga, memperkaya fitur pada produk digital, program promosi, dan lain-lain. Yang pada gilirannya akan meningkatkan transaksi yang menghasilkan fee-based income dan pendapatan daerah khususnya bagi pemerintah daerah Jawa Barat.