digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK.pdf
PUBLIC Asep Kusmana

Berdasarkan data dari STBM (2021) bahwa saat ini warga di Kelurahan Kampung Melayu, Jakarta Timur masih diperoleh Buang Air Besar Sembarangan (BABS) sebanyak 6182 KK atau 80,2% dari total warga di Kelurahan Kampung Melayu. Umumnya tingginya angka BABS pada daerah ini disebabkan oleh sebagian besar masyarakat langsung mengalirkan air limbahnya ke saluran drainase. Sebagian lainnya sudah memiliki tangki septik, tetapi jarang bahkan tidak pernah melakukan sedot tinja. Tidak adanya pengolahan air limbah domestik dapat menyebabkan masalah pencemaran lingkungan dan kesehatan bagi masyarakat sekitar. Oleh karena itu, pada Kelurahan Kampung Melayu perlu dilakukan perencanaan sistem pengelolaan air limbah domestik dengan skala permukiman. Adapun dalam perencanaan terdapat beberapa sistem yang terdiri dari tangki septik individual, tangki septik komunal, dan IPAL Komunal. Pada perencanaan tugas akhir ini, penulis hanya berfokus pada sistem penyaluran air limbah domestik pada IPAL Komunal di Kelurahan Kampung Melayu. Dalam perencanaan ini terdapat dua sistem yang terdiri dari IK 217 SR dan IK 340 SR. Kedua sistem tersebut direncanakan memiliki masing-masing dua alternatif jaringan perpipaan dengan pemilihan alternatif dilakukan dengan metode Simple Additive Weighting (SAW). Hasil perencanaan pada kedua sistem tersebut diperoleh menggunakan sistem Shallow Sewerage dengan pengaliran gravitasi. Jenis pipa yang direncanakan dalam sistem tersebut menggunakan PVC SDR-41 dengan diameter berkisar antara 4” – 6” inci. Dari hasil perencanaan juga didapatkan pipa akan ditanam pada galian sekitar 0,28– 1,6 m dengan slope 0,001 – 0,116 untuk IK 217 SR dan 0,54 – 3,841 m dengan slope 0,0006 – 0,112 untuk IK 340 SR.