digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Mobile health atau mHealth merupakan layanan digital yang bertujuan untuk memudahkan aksesibilitas masyarakat dalam memenuhi kebutuhan kesehatan. Faktor-faktor positif dari manfaat yang diberikan oleh layanan mHealth sudah banyak diteliti sebelumnya, sementara itu faktor penghambat yang dapat menghalangi niat penggunaan layanan ini belum banyak menjadi perhatian. Aspek yang dapat menjadi potensi penghambat adopsi mHealth adalah kebiasaan yang sudah terbentuk pada masyarakat untuk mendatangi klinik atau rumah sakit untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Pola kebiasaan ini dapat menimbulkan keraguan terkait kapabilitas dokter, akurasi diagnosa dan juga keamanan data kesehatan pribadi apabila konsultasi dilakukan secara online tanpa adanya tatap muka. Penelitian ini dilakukan tidak hanya untuk menentukan pengaruh dari karakteristik positif layanan mHealth dan perbandingannya dengan pelayanan kesehatan konvensional terhadap niat penggunaan, namun juga pengaruh dari faktor negatif yang berpotensi menghambat niat penggunaan layanan mHealth. Model yang digunakan pada penelitian ini adalah push-pull-mooring framework. Pada penelitian ini faktor push merupakan faktor negatif dari layanan kesehatan konvensional yang mendorong masyarakat untuk mencari alternatif layanan yang lebih baik salah satunya melalui mHealth, faktor pull merupakan faktor positif yang menjadi kelebihan layanan mHealth dan faktor mooring adalah faktor negatif yang berpotensi menghambat niat penggunaan layanan mHealth. Faktor penghambat dibentuk berdasarkan innovation resistance theory dengan dua komponen pembentuk utama yaitu active resistance dan passive resistance. Active resistance merupakan hambatan yang muncul setelah dilakukan evaluasi mengenai kelemahan dan kekurangan dari sebuah inovasi atau produk, sementara passive resistance dapat muncul akibat ketidaksesuaian karakteristik inovasi atau produk dengan nilai-nilai kepercayaan atau kebiasaan calon pengguna. Pengambilan data menggunakan kuesioner terhadap 174 pengguna layanan mHealth di Indonesia. Pengolahan data dilakukan dengan metode statistik PLS-SEM untuk melihat interaksi dan signifikansi hubungan variabel penelitian. Pengumpulan data menunjukkan bahwa responden mayoritas merupakan generasi muda dan masih berstatus pelajar dan mahasiswa. Berdasarkan pengetahuan dan pengalaman penggunaan layanan mHealth, aplikasi yang paling banyak digunakan adalah halodoc. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pull memiliki pengaruh terbesar pada niat penggunaan dan variabel yang paling berpengaruh adalah usefulness value. Pengaruh terbesar kedua adalah pengaruh negatif dari faktor mooring terutama diakibatkan usage barrier dan risk barrier. Mooring memiliki pengaruh signifikan langsung terhadap niat penggunaan namun tidak memoderasi faktor push dan pull. Faktor push yang dibentuk dissatisfaction dan high price perception memiliki pengaruh signifikan terlemah terhadap niat penggunaan mHealth. Perbedaan hubungan struktural berdasarkan demografi responden adalah pengaruh faktor pull yang lebih besar terhadap niat penggunaan layanan pada responden yang sudah bekerja jika dibandingkan yang belum bekerja.