digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Rezha Tanu Dewangga
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Rezha Tanu Dewangga
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Rezha Tanu Dewangga
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Rezha Tanu Dewangga
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Rezha Tanu Dewangga
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Rezha Tanu Dewangga
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Rezha Tanu Dewangga
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan

ekonomi tinggi karena siklus perbuahan yang cepat dan kemampuannya untuk memproduksi buah sepanjang tahun. Salah satu faktor yang berpengaruh adalah kesuksesan pembentukan buah melalui proses polinasi. Beberapa penelitian sebelumnya pada daerah asal tanaman ini menunjukkan bahwa tanaman ini memiliki kemampuan self-pollination yang kurang baik sehingga membutuhkan agen penyerbukan, terutama serangga. Dalam proses budidaya, terdapat 3 sumber utama agen penyerbukan, yaitu serangga liar, serangga yang telah didomestikasikan, dan manusia. Hal ini mendasari penelitian ini yang bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai mekanisme penyerbukan pada tanaman rasberi Mauritius terkait dengan proporsi pembentukan buah dan kualitas dari buah (dalam bentuk volume buah). Pada penelitian ini diamati efektivitas dari 4 model polinasi, yaitu Autopolinasi (A); serangga liar (SL); Stingless bee lokal (Tetragonula laeviceps) (SB); dan Manusia (M). Pengamatan pada penyerbukan serangga meliputi tingkat kunjungan, handling time, dan guild polinator alami yang diperoleh melalui pengamatan langsung. Hasil penelitian menunjukan tingkat kunjungan dari serangga lain berkisar antara pukul 0700 – 1300 dan puncaknya pada pukul 1000 – 1100. Handling time dari serangga lain berkisar antara 2 – 7 detik. Tingkat kunjungan stingless bee dimulai pukul 07.00 – 16.00 dengan puncaknya pukul 1300 – 1400 dan rata-rata handling time 13,6 sekon. Untuk produksi, keberhasilan polinasi serta kualitas buah perlakuan SB paling tinggi dibandingkan perlakuan lainnya (P < 0,05) sebesar 96% dan 3,928 cm3. Dengan demikian, T. laeviceps dinilai memiliki potensi yang baik sebagai agen polinasi dari R. rosifolius.