digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER_Imtiyaz Olaf Jatmy.pdf
PUBLIC Asep Kusmana

BAB I_Imtiyaz Olaf Jatmy.pdf
PUBLIC Asep Kusmana

BAB II_Imtiyaz Olaf Jatmy.pdf
PUBLIC Asep Kusmana

BAB III_Imtiyaz Olaf Jatmy.pdf
PUBLIC Asep Kusmana

BAB IV_Imtiyaz Olaf Jatmy.pdf
PUBLIC Asep Kusmana

BAB V_Imtiyaz Olaf Jatmy.pdf
PUBLIC Asep Kusmana

BAB VI_Imtiyaz Olaf Jatmy.pdf
PUBLIC Asep Kusmana

PUSTAKA Imtiyaz Olaf Jatmy
PUBLIC Asep Kusmana

LAMPIRAN_Imtiyaz Olaf Jatmy.pdf
PUBLIC Asep Kusmana

Capaian Akses sanitasi layak dan aman Indonesia pada Tahun 2020 sebesar 79,53%. Pemerintah menetapkan RPJMN 2020-2024 mencapai akses sanitasi (Air Limbah Domestik) layak dan aman sebesar 90% untuk menurunkan kematian ibu dan stunting. Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah meresmikan program sanitasi berbasis masyarakat ini di 18 Kabupaten Bandung. Khususnya di DAS Citarum, limbah domestik memberikan kontribusi sebesar 68% terhadap pencemaran sungai dan memiliki status kualitas air selama 10 tahun terakhir, menunjukkan 54% tercemar berat, 23% tercemar sedang, 20% tercemar ringan dan hanya 3% yang memenuhi baku mutu (KLHK, 2018). Upaya peningkatan pengendalian pencemaran air limbah domestik memerlukan pemilihan teknologi yang dipengaruhi oleh banyak faktor, sehingga memerlukan pendekatan teoritis dan praktis yang memperhatikan aspek keberlanjutan. Peningkatan kinerja instalasi pengolahan air limbah domestik dengan penerapan teknologi tambahan merupakan salah satu upaya untuk mengelola air limbah yang memberi dampak positif bila disertai dengan strategi yang tepat. Desa Neglasari Kecamatan Banjaran, desa Sayati Kecamatan Margahayu dan desa Cipaku Kecamatan Paseh merupakan Kecamatan yang ada di Kabupaten Bandung yang sudah menjalankan program Sanimas (sanitasi berbasis masyarakat) yang belum memenuhi baku muku sehingga diperlukan peningkatan kinerja IPAL Sanimas yang berkelanjutan. Oleh karena itu, dibutuhkan informasi tingkat partisipasi masyarakat terhadap program Sanimas dengan metode Likert yang diberikan kepada 82 responden di Desa Neglasari Kecamatan Banjaran, desa Sayati Kecamatan Margahayu dan desa Cipaku Kecamatan Paseh. Dari ketiga lokasi IPAL Sanimas yang tersebar dari hulu sungai, lokasi IPAL Sanimas berada pada kawasan padat penduduk dan daerah rawan sanitasi, juga memiliki kebutuhan penanganan permasalahan sanitasi. Dilihat dari kondisi lingkungan sekitar IPAL dan menurut kriteria Pedoman Petunjuk Teknis Sanimas Tahun 2021 yang diterbitkan Direktorat Sanitasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebagai pertimbangan maka dari hasil survei pendahuluan dan analisa dapat ditarik kesimpulan bahwa pembangunan infrastruktur Sanimas berlokasi di desa Neglasari Kecamatan Banjaran KabupatenBandung. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode SWOT. Analisis SWOT dilakukan untuk mendapatkan rekomendasi strategi prioritas. Dari hasil analisa SWOT yaitu IFAS (Internal Factor Strategies) dan EFAS (Eksternal Factor Strategies) diperoleh nilai strength sebesar 1,250 dan nilai competitive sebesar 1,013 . Strategi yang tepat untuk keberlanjutan pemanfaatan infrastruktur Sanimas di desa Neglasari adalah dengan mengadakan pelatihan oleh Pemerintah Daerah untuk meningkatkan kemampuan pengelola Sanimas secara bertahap dan penambahan infrastruktur Sanimas untuk meningkatkan kualitas lingkungan menjadi lebih bersih dan sehat