digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pemerintah melalui SKKMIGAS telah mencanangkan produksi minyak dan gas Indonesia sebesar 1 juta bopd dan 12 bscfd di tahun 2030. PERTAMINA EP ikut mendukung cita-cita tersebut, akan tetapi disisi lain kebanyakan lapangan gas nya telah mengalami penurunan produksi yang tajam, salah satu nya adalah lapangan gas BJR, sehingga masalah ini harus segera ditangani demi keberlangsungan hidup perusahaan. Beberapa skenario/rencana kerja sudah disusun untuk menaikan produksi gas dan menambah cadangan gas, yaitu 5 sumur Well Intervention, 5 sumur Workover, 1 sumur Infill Drilling dan 1 sumur Step Out Drilling. Analytic Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk memilih scenario terbaik dari rencana kerja diatas berdasarkan kriteria; Cost, Profit, Gas Rate, Time to Implement dan Additional Reserves dimana goal nya adalah untuk menambah produksi gas dan cadangan gas. Semua alternative solusi memiliki ketidakpastian reservoir (subsurface), sehingga terkadang diperlukan data survey tambahan untuk meningkatkan level konfiden dari rencana kerja terpilih. Untuk melihat feasible atau tidak dalam melakukan penambahan data, maka digunakan Decision Tree Analysis, sehingga penulis mengkombinasikan AHP dan Decision Tree dalam menyelesaikan masalah ini. Hasil Analisa AHP, diperoleh bahwa Step Out Drilling merupakan solution terbaik dengan score 35.6%, kemudian dari hasil analisa Decision Tree, penambahan data survey masih memungkinkan, dimana masih diperoleh EMV yang positif dengan nilai + 160.176US$, sehingga direkomendasikan sebelum melakukan pemboran Step Out, dilakukan survey terlebih dahulu. Usulan pemboran Step Out, sumur BJR-INT1 sudah diusulkan oleh Tim Penulis dan sudah disetujui oleh Atasan, kemudian oleh Tim Penulis di usulkan ke kantor pusat Regional 2 dan SKKMIGAS dan sudah disetujui juga. Saat ini sedang mengajukan Final Investment Decision (FID) di Subholding Upstream, parallel dengan itu survey dan penyiapan lokasi pemboran nya sedang dilakukan.