Produksi plastik global terus meningkat selama beberapa dekade terakhir hingga diakui sebagai
fenomena dunia. Sampah plastik kemudian terdegradasi menjadi mikroplastik dan
mengganggu ekosistem perairan, sebagai vehicle bahan kimia beracun hingga mengganggu
fisiologis organisme air. Maka, dilakukan penelitian mengenai kelimpahan dan karakterisasi
mikroplastik yang kemudian dianalisis hubungannya dengan indeks hepatosomatik ikan untuk
menentukan toksisitasnya. Sampel diambil dengan metode pengambilan bulk untuk air, grab
untuk sedimen, dan memancing untuk ikan. Sampel yang ada kemudian melalui serangkaian
proses ekstraksi mikroplastik hingga didapatkan hasil yang akan dikarakterisasi manual
menggunakan mikroskop dan dianalisis polimernya dengan FT-IR. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa rerata kelimpahan mikroplastik pada sampel air, sedimen, insang ikan,
dan hati ikan berturut-turut adalah 466,7 partikel/L, 344,8 partikel/100g, 39,7 partikel/0,1 g
insang, dan 47 partikel/0,1 g hati. Bentuk-bentuk mikroplastik yang berhasil diidentifikasi
dalam sampel adalah filamen, fragmen, film, dan pelet, sementara ukuran mikroplastik yang
ditemukan dibagi menjadi tiga kelas yaitu <25 ?m, 25-125 ?m, dan >125 ?m. Urutan
kelimpahan bentuk dan ukuran tersebut dari terbesar hingga terkecil adalah: filamen, fragmen,
film, pelet; dan >125 ?m, 25-125 ?m, dan <25 ?m. Tidak terdapat korelasi yang signifikan
antara seluruh parameter fisik kimia air dengan kelimpahan mikroplastik air dan tidak terdapat
korelasi yang signifikan antara kelimpahan mikroplastik yang berbeda jenis sampel kecuali
antara sampel insang dan hati ikan. Berdasarkan analisis indeks hepatosomatik ikan, tidak
dapat disimpulkan adanya efek toksikologi dari mikroplastik terhadap ikan karena tidak adanya
korelasi antara kelimpaha mikroplastik dan indeks hepatosomatik.