digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

SHOLIHAH RAHMATUNNISA UTAMI.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

Produksi plastik global terus meningkat selama beberapa dekade terakhir hingga diakui sebagai fenomena dunia. Sampah plastik kemudian terdegradasi menjadi mikroplastik dan mengganggu ekosistem perairan, sebagai vehicle bahan kimia beracun hingga mengganggu fisiologis organisme air. Maka, dilakukan penelitian mengenai kelimpahan dan karakterisasi mikroplastik yang kemudian dianalisis hubungannya dengan indeks hepatosomatik ikan untuk menentukan toksisitasnya. Sampel diambil dengan metode pengambilan bulk untuk air, grab untuk sedimen, dan memancing untuk ikan. Sampel yang ada kemudian melalui serangkaian proses ekstraksi mikroplastik hingga didapatkan hasil yang akan dikarakterisasi manual menggunakan mikroskop dan dianalisis polimernya dengan FT-IR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata kelimpahan mikroplastik pada sampel air, sedimen, insang ikan, dan hati ikan berturut-turut adalah 466,7 partikel/L, 344,8 partikel/100g, 39,7 partikel/0,1 g insang, dan 47 partikel/0,1 g hati. Bentuk-bentuk mikroplastik yang berhasil diidentifikasi dalam sampel adalah filamen, fragmen, film, dan pelet, sementara ukuran mikroplastik yang ditemukan dibagi menjadi tiga kelas yaitu <25 ?m, 25-125 ?m, dan >125 ?m. Urutan kelimpahan bentuk dan ukuran tersebut dari terbesar hingga terkecil adalah: filamen, fragmen, film, pelet; dan >125 ?m, 25-125 ?m, dan <25 ?m. Tidak terdapat korelasi yang signifikan antara seluruh parameter fisik kimia air dengan kelimpahan mikroplastik air dan tidak terdapat korelasi yang signifikan antara kelimpahan mikroplastik yang berbeda jenis sampel kecuali antara sampel insang dan hati ikan. Berdasarkan analisis indeks hepatosomatik ikan, tidak dapat disimpulkan adanya efek toksikologi dari mikroplastik terhadap ikan karena tidak adanya korelasi antara kelimpaha mikroplastik dan indeks hepatosomatik.