MUHAMMAD AQSHAL UTAMA.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi MUHAMMAD AQSHAL UTAMA.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi
Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi penduduk terbanyak di
dunia dan diprediksi akan terpengaruh secara signifikan akibat pandemi COVID19 ini. Salah satu penyumbang kasus tertinggi selama COVID-19 berada di Kota
Bandung. Maka dari itu rumah sakit rujukan COVID-19 di Kota Bandung
memerlukan fasilitas dan layanan kesehatan yang sangat baik agar menciptakan
keberhasilan penanganan dan resiliensi yang tangguh. Layanan kesehatan pun tidak
lepas dari peran perawat. Perawat dihadapkan dengan tanggung jawab yang cukup
tinggi dan beresiko mengalami burnout terhadap pekerjaannya. Oleh karena itu,
diperlukan analisis mengenai resiliensi sistem kesehatan di tingkat rumah sakit, dan
burnout pada perawat di RSUD Kota Bandung. Penelitian ini merupakan jenis
penelitian mixed method dengan wawancara dan menggunakan kuisioner dari
Maslach Burnout Inventory. Sampel penelitian melalui pendekatan kuantitatif ini
minimal berjumlah 74. Hasil penilaian resiliensi sistem kesehatan rumah sakit
berdasarkan pedoman WHO dengan 12 indikator dengan 11 indikator sudah
memenuhi persyaratan, kecuali masih terdapat kekurangan pada aspek Kesehatan
kerja, Kesehatan mental, dan dukungan psikososial. Kekurangannya rumah sakit
belum melakukan upaya pemantauan keselamatan dan keamanan selama perjalanan
(pulang atau pergi) untuk para staf. Sedangkan untuk aspek burnout pada perawat,
diperoleh rata-rata 1,637 (periode pandemi gelombang pertama), 1,640 (periode
pandemi gelombang kedua), dan 1,573 (periode pandemi gelombang ketiga). Nilai
burnout perawat tersebut berada pada kategori rendah baik pada periode pandemi
gelombang pertama, kedua, maupun ketiga. Selain itu ditemukan juga bahwa
terdapat perbedaan signifikan dari dimensi kelelahan emosional pada periode
pandemi gelombang pertama, kedua, maupun ketiga. Sedangkan pada dimensi
penurunan pencapaian pribadi dan depersonalisasi tidak terdapat perbedaan yang
signifikan saat periode pandemi gelombang pertama, kedua, maupun ketiga.