Partikulat dengan ukuran diameter <2,5 mikron (PM2,5) menjadi ancaman bagi
kesehatan manusia. Dikarenakan ukurannya yang sangat kecil, ia dapat menembus
lapisan paru-paru, masuk ke aliran darah, dan menyebabkan masalah kesehatan.
Dalam 10 tahun terakhir, terjadi peningkatan tren konsentrasi PM2,5 di wilayah DKI
Jakarta. Tahun 2019 tercatat konsentrasi rata-rata tahunan berkisar 39,9- 52,5
?g/m3
, jauh melebihi baku mutu nasional (15 ?g/m3
) dan internasional (5 ?g/m3
).
Berdasarkan studi inventarisasi emisi dan model reseptor, sumber utama emisi
PM2,5 adalah sektor transportasi jalan raya (46-67%). Penelitian ini bertujuan untuk
memberikan prediksi konsentrasi, pola penyebaran, dan risiko kesehatan yang
ditimbulkan polutan PM2,5 dari sumber emisi transportasi jalan raya di berbagai
lokasi reseptor wilayah DKI Jakarta melalui pendekatan berbasis sumber dengan
metode Inventarisasi Emisi (IE), Pemodelan Pencemaran Udara (PPU) dan Analisis
Risiko Kesehatan (ARK). Baseline data perhitungan adalah kondisi non-pandemi
tahun 2018. Hasil IE menunjukkan total beban pencemar PM2,5 dari jalan utama
yang dihitung sebagai sumber garis dan jalan kecil yang dihitung sebagai sumber
area, masing-masing sebesar 2134,04 ton/tahun dan 2484,96 ton/tahun. Hasil PPU
dari simulasi model dispersi AERMOD dengan skenario laju emisi maksimum,
menunjukkan bahwa rata-rata tingkat konsentrasi PM2,5 dari keseluruhan reseptor
untuk konsentrasi rata-rata 24 jam 1st high (40,9±10,9 ?g/m3
) dan 24 jam persentil
95% (27,3±8,2 ?g/m3
) berada diatas baku mutu internasional (15 ?g/m3
) sedangkan
rata-rata konsentrasi PM2,5 tahunan (18,8±7,1 ?g/m3
) berada diatas baku mutu
nasional (15 ?g/m3 ) dan internasional (5 ?g/m3
). Validasi model menunjukkan
kinerja yang baik di lokasi koordinat AQMS GBK (FB 0,18 dan RHC 0,94). Hasil
ARK, dalam notasi Risk Quotient (RQ), menunjukkan bahwa PM2,5 menyebabkan
risiko kesehatan non-karsinogenik yang signifikan terhadap populasi terpajan di
DKI Jakarta (RQ rata-rata 7,76±2,32 untuk dewasa dan 10,77±3,22 untuk anakanak). Selain itu, prediksi mortalitas terkait penyakit kardiopulmoner akibat pajanan PM2,5 adalah 1043±12 kematian/ tahun/ total populasi.